Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pawon Badhuk Kopi Sangit Tempat Wisata Alami Pinggir Kali Amprong, Malang

26 Juni 2021   07:30 Diperbarui: 26 Juni 2021   13:02 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya singkat dan sederhana seperti penampilannya, Sanuri. Pekerjaannya serabutan, kadang menjadi kuli bangunan dan buruh, tetapi lebih sering keliling desa dan kampung sebagai tukang servis atau penjait sandal sepatu yang rusak. Sehari rerata mendapat penghasilan sekitar 10.000- 15.000  per hari. Sebuah penghasilan yang sangat minim pada masa seperti ini sekali pun tinggal di desa.

Sanuri yang sederhana ini juga unik karena sebagai fans berat Slank, ternyata juga memiliki suara seperti Kaka personil dan vokalis grup band Slank, sehingga ia sering didapuk menyanyikan lagu-lagu Slank oleh musisi-musisi grup band atau kelompok musik indie lokal di Malang saat ada tanggapan di kafe-kafe. Sekali tanggap ia mendapat sekitar 100.000 rupiah per malam. Itu pun hanya pada hari-hari tertentu atau paling banyak sekitar 2 kali seminggu.

Di masa pandemi Covid-19 hampir seluruh sektor perekonomian lemah, Sanuri juga mengalaminya. Dapur harus mengepul untuk mengisi perut keluarganya. Tak ada pilihan, dia harus menggarap kebunnya di sebuah lembah atau jurang (Jawa: perengan) di pinggir Kali Amprong, Desa Banjarejo Malang. Ia pun membangun sebuah gubug tempat istirahat kala ingin melepaskan penat setelah berkebun. Lahan yang hanya seluas seperempat hektar ternyata hanya cocok untuk tanaman ubi atau singkong dan jenis talas-talasan serta pisang yang hasilnya tak seberapa.

Sanuri sekalipun orang desa yang hanya berpendidikan setingkat SMA, tetapi bukanlah seorang pemuda yang mudah putus asa karena keadaan. Tak mau kalah oleh perputaran jaman yang terus bergerak, Sanuri pun terus berpikir keras bagaimana mengolah lahannya yang sempit tetapi dapat menghasilkan pendapatan untuk menghidupi keluarganya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Allah Swt selalu memberi jalan mereka yang terus berusaha dan berupaya, muncullah ide dari benaknya, lahannya bukan lagi untuk kebun tetapi diubah menjadi sebuah taman dengan aneka tanaman bunga yang sederhana. Awalnya dia membangun jalan setapak bagi warga desa untuk menuju Kali Amprong sekedar untuk mandi, mencuci pakaian, atau bagi anak-anak bermain dan berenang.

Jalan setapak yang penuh tanaman bunga selesai lalu dibangunlah sebuah gapura sederhana sebagai ucapan selamat datang bagi pengunjung. Sanuri pun mengenalkan tempat istirahatnya ini sebagai taman kepada rekan-rekan musisi dan kepada para pengunjung kafe. Gaung bersambut banyak yang tertarik, sedikit demi sedikit dalam waktu enam bulan taman ini mulai dikenal oleh teman-temannya. 

Ide muncul lagi untuk memberi nama taman ini sebagai tempat rekreasi sederhana dan harus diberi nama yang tepat dan unik serta mudah diingat. Didampingi istrinya yang setia saat duduk-duduk di pinggir Kali Amprong sambil mencari ide yang tepat untuk mengembangkan tamannya, tetiba tercium bau sangit kopi yang sedang diolah di dapur atau pawon dalam bahasa Jawa. Bau sangit yang tajam tercium juga oleh beberapa orang sedang melakukan aktifitas di kebun sebelah dan di pinggir Kali Amprong.

"Kopi sangit...kopi sangit...dari pawon badhuk," seru beberapa orang dan anak-anak. Pawon badhuk artinya dapur sederhana. Dari seruan inilah muncul ide menarik dengan memberi nama taman ini dengan sebutan "Pawon Badhuk" Lalu nama ini ditulis dan dipasang di gerbang masuk. Semakin bertambah banyaknya rekan musisi lokal dan pengunjung kafe tempat Sanuri tampil yang berkunjung ke taman sederhana ini maka Pawon Budhuk semakin dikenal.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kejelian Sanuri akan tren masa kini bahwa orang suka selfie, maka Pawon Badhuk dilengkapi dengan gubug-gubug sederhana dengan tempat duduk bahkan salah satu pojok taman dihiasi dengan sepeda onta. Bukan itu saja, ia juga memasang alat pembajak sawah dan beberapa alat pertanian, serta hasil pertanian dan alat-alat dapur masa lalu yang sudah jarang digunakan. Ini sebagai daya tarik yang berbeda. Beberapa orang yang tertarik akan semangat Sanuri yang tak mau dijepit keadaan, ada yang menyumbang patung batu, lumpang, dan aneka hiasan antik.

Sanuri yang sederhana tetap berpikir sederhana. Setiap pengunjung tidak ditarik uang masuk bahkan parkir pun gratis. Istrinya pun menyediakan atau menjual makanan sederhana seperti nasi jagung dengan sayur lodeh, urap-urap, pecel dengan lauk tempe goreng, ikan asin, dan rempeyek serta minuman kopi yang juga disebut Kopi Sangit. Para pengunjung tidak wajib membeli makanan dan minuman yang dijualnya, tetapi mereka juga tidak diperkenankan membawa makanan dari luar. Hebatnya mereka tidak menjual makanan dan minuman instan yang bungkusnya dianggap bisa membuat polusi, karena mereka masih yakin kesadaran masyarakat membuang sampah masih sangat kurang.

Asal mula Pawon Budhuk. Dokumen pribadi
Asal mula Pawon Budhuk. Dokumen pribadi
Sanuri dan istrinya di pawonnya. Dokumen pribadi
Sanuri dan istrinya di pawonnya. Dokumen pribadi
Malu. Dokumen pribadi
Malu. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sanuri memang pandai membaca keadaan untuk menarik pengunjung. Pertengahan 2020 ia membangun jembatan gantung bambu untuk berselfiria para pengunjung. Arus sungai Kali Amprong yang sangat deras kala hujan menghanyutkan jembatannya pada awal 2021. Sanusi tidak patah semangat. Maret 2021 dibangun lagi jembatan kayu. Hanya bersama satu tukang jembatan gantung dari kayu sengon dibangunnya. Jembatan yang dibangun hanya dalam satu minggu tersebut diberi nama Kopi Sangit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun