Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Rumah bagai Galeri namun Tetap Menarik

2 Oktober 2020   15:46 Diperbarui: 6 April 2021   15:50 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernak-pernik yang ada di dalam rumah. (Dokumen pribadi)

Rumah adalah tempat di mana hati berada. Maka agar penghuninya semakin kerasan, bukan hanya komunikasi dengan hati penuh kasih sayang dan pengertian antar anggota keluarga haruslah dijaga.

Selain itu rumah harus ditata sedemikian rupa agar setiap anggota keluarga tetap betah. 

Penataan bukan hanya masalah interior dan eksteriornya dicat sesuai dengan selera orangtua tetapi juga melibatkan anggota keluarga yang lain termasuk anak-anaknya.Demikian juga hiasan serta pernak-perniknya.

Sang ayah mungkin lebih suka warna-warna klasik seperti coklat, krem, putih, hitam, dan merah maron tapi sang anak lebih suka warna-warni berbeda setiap sisi ruangan. 

Sedangkan sang ibu lebih suka warna yang lembut atau cerah untuk kamar tidurnya namun lampunya lebih senang dengan cahaya temaram kayak suasana candlelight di sebuah hotel berbintang.

dekorasi di dalam rumah. (Dokumen pribadi)
dekorasi di dalam rumah. (Dokumen pribadi)
dekorasi di dalam rumah. (Dokumen pribadi)
dekorasi di dalam rumah. (Dokumen pribadi)
dekorasi di dalam rumah. (Dokumen pribadi)
dekorasi di dalam rumah. (Dokumen pribadi)
Lima belas tahun lalu, penulis mengecat setiap sisi ruangan kamar berbeda sesuai dengan permintaan masing-masing penghuni. 

Walhasil ruangan dalam seperti warna aneka macam buah atau bunga.  Sedang untuk ruang keluarga, ruang tamu, dan teras sesuai dengan selera penulis yakni warna krem dan coklat muda, hitam, dan merah maron. 

Demikian juga hiasan pernak-perniknya lebih banyak dari hastakarya yang bersifat etnik Nusantara dan beberapa negara Asia Selatan dan Tenggara, seperti wayang kulit, lukisan wayang beber, aneka topeng, dan foto-foto humaninterest dan landscape hasil bidikan penulis dan anak-anak.

Serta, beberapa alat musik gamelan kami taruh di ruang tamu, tengah, dan teras. Sedang di halaman yang sempit ada patung Buddha, Ganesha, dan Dwarapala yang kami beli di Magelang. Dan yang sedikit menambah sangar ada boneka Nyi Putut dan Jelangkung. 

Suasana inilah yang kadang membuat satu dua orang yang lewat menjadi merinding untuk melihatnya. Sehingga nasib sial pernah terjadi dengan hilangnya Jelangkung dan patahnya patung Dwarapala. Kejadian ini memang sedikit membuat heboh dusun karena penulis menyebut 'yang merusak akan kesurupan' dan rupanya si perusak ketakutan dan kesurupan (baca: hysteria) betul. 

Sedikit banyak tentang pernak-pernik hiasan dan kisah jelangkung sudah beberapa kali penulis posting di K sejak 2012 yang lalu dan pernah juga untuk pameran saat Kompasiana mengadakan Indonesia Community Day II di Malang pada 2018 silam. Tentu saja di sini tak mungkin ditampilkan semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun