Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tragedi Concorde Air France 4590, 25 Juli 2000

26 Juli 2020   22:50 Diperbarui: 27 Juli 2020   08:11 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

25 Juli 2000, Bandara Internasional Charles de Gaule, Paris -- Perancis

Di salah satu landasan sebuah pesawat Concorde dari maskapai Air France (AF) dengan nomer penerbangan 4590 telah siap tinggal landas hanya menunggu pemberitahuan dari menara pengawas.

Sekitar sepuluh menit setelah pesawat Mc Donell Douglas DC-10 dari Continental Airlines tinggal landas dari landasan pacu yang sama, AF 4590 akhirnya mendapat ijin lepas landas.

Setelah sekian detik meluncur, pilot memacu pesawat dengan kecepatan penuh untuk mengangkasa. Tanpa disadari pilot, ternyata mesin bagian kiri pesawat terjadi percikan api namun diketahui oleh menara pengawas yang segera memberitahu pilot.

Mendapat pemberitahuan ini, pilot tak dapat berbuat apa-apa atau membatalkan tinggal landas karena pesawat sudah dipacu dengan kecepatan tinggi.

Demi keamanan dan keselamatan pilot memberitahu menara pengawas akan mendarat di bandara terdekat, Le Bourget. Ternyata usaha yang dilakukan pilot gagal karena kobaran api demikian besar sehingga merusak sistem bagian sayap sehingga pesawat tak dapat dikendalikan.

Dan akhirnya jatuh tak jauh dari Bandara Charles de Gaule dan menimpa sebuah hotel kecil dan menewaskan 4 orang di sekitarnya. Demikian juga 100 orang penumpang dan 9 awak pesawat ikut tewas setelah penerbangan singkat.

BBC.com
BBC.com
BBC.com
BBC.com
Kejadian ini sangat memukul Inggris dan Perancis yang bekerja sama untuk mengembangkan pesawat supersonic untuk penerbangan tranportasi sipil. Pukulan sebelumnya adalah ditolaknya pesawat Concorde mendarat di banyak negara karena efek kecepatannya yang luar biasa mencapai 2,04 mach atau 2.200 km perjam kala berada di ketinggian 18.000 m menimbulkan suara dentuman keras yang disebut 'sonic boom'

Indonesia juga melarang atau tidak mengijinkan pesawat Concorde sekedar mendarat di bandara dalam negeri karena efek sonic boom atau getaran  yang luar biasa bisa menyebabkan kaca-kaca rumah di sekitar bandara bisa pecah kala ada pesawat Concorde mendarat atau lepas landas.

Tetapi sebenarnya penolakan oleh beberapa negara termasuk untuk tidak membeli bersifat politis akibat himbauan presiden Amerika Jimmy Carter untuk melindungi usaha pengembangan atau produsen pesawat transportasi sipil dalam negeri yang saat itu belum bisa menandingi Concorde.

Akibat himbauan Amerika ini beberapa maskapai membatalkan pembelian dengan alasan sonic boom serta mahalnya perawatan yang menyebabkan melambungnya harga tiket. Sehingga pada akhirnya hanya Air France dan British Airways yang mengoperasikan.

Mengapa Concorde jatuh?

Hanya beberapa jam setelah pesawat Concorde AF 4590 jatuh, berdasarkan pengamatan dari menara pengawas dan penyelidikan di landasan pacu serta foto amatir dari keluarga korban yang tak sengaja mengabadikan menunjukkan bahwa salah satu roda pesawat bannya meletus akibat melindas sepotong besi ukuran 40 cm.

Akibat tumpuan yang berat pada ban saat tinggal landas dalam kecepatan tinggi menyebabkan ban meletus dan serpihannya menghantam tanki bahan bakar yang mengakibatkan kebocoron bahan bakar secara luar biasa dan dalam waktu 56 detik membakar pesawat hingga jatuh secara tragis.

Penyelidikan berdasarkan investigasi secara professional oleh NTSB (National Transportasion Safety Board) sebuah agen investigasi independen Amerika menyimpulkan bahwa potongan besi atau kepingan logam yang terlindas berasal dari salah satu bagian pesawat DC-10 Continental Airways yang baru saja tinggal landas.

Dan memang kenyataannya seperti ini setelah pesawat DC-10 Continental Airways mendarat di Amerika  dan dilihat ada satu bagian yang lepas dari mesin pesawat.

Penyelidikan yang dilakukan secara terus menerus akhirnya pada akhir Desember 2004 pengadilan Perancis memutuskan untuk mendakwa Continental Airways dan lima orang lain yang bertanggungjawab atas perawatan DC-10 Continental Airways atas pembunuhan tak sengaja.

Lima orang tersebut John Taylor teknisi Continental Airways, Stanley Ford pejabat perawatan Continental Airways. Dua lainnya dari pihak Concorde yakni Jacques Herubel sebagai kepala teknisi, Henri Perrier ketua divisi Concorde. Satu lagi Claude Frantzen  anggota pengawas penerbangan sipil Perancis.

Para pengacara terdakwa tentu tidak rela dengan dakwaan ini sehingga jika harus diputuskan bersalah maka hukumannya adalah percobaan.  

Setelah empat bulan pengadilan berjalan yang diikuti dengan baik oleh hanya sebagian keluarga korban yang menganggap peristiwa ini sebagai tragedi pribadi dan sejarah keluarga mereka. Keputusan oleh pihak keluarga seperti setelah mereka menerima ganti rugi dari pihak Air France dengan syarat mereka tidak menggugat perusahaan. Masih sebuah teka-teki apakah ganti rugi ini sudah termasuk asuransi atau tidak.

Setelah peristiwa Concorde AF 4590, pihak Air France dan British Airways selama satu setengah tahun mengandangkan seluruh pesawat Concorde yang jumlahnya hanya 20 unit. Setelah diadakan perbaikan dengan mempertebal tanki bahan bakar, pesawat-pesawat dioperasikan kembali.

Hal yang sangat mengejutkan, pada November 2003 pihak Air France dan British Airways memutuskan tidak mengoperasikan kembali pesawat Concorde. Sebuah keputusan yang diambil penuh perhitungan karena secara ekonomi pesawat ini terlalu besar beaya produksi dan perawatan dan juga secara politis telah gagal bersaing dengan produsen lain.

Apalagi pembuatan dan pengembangan pesawat Concorde telah dicuri oleh spionase Uni Soviet kala itu dengan mengembangkan pesawat sejenis yakni Tupolev Tu-144.  

BBC.com
BBC.com
Diolah dari sumber:
- BBC.com
- wikipedia.com
- Kompas.com (internasional)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun