Hampir setiap kali ada bencana alam atau tragedi kemanusiaan, apalagi jika mengakibatkan kerugian materi karena rusaknya rumah warga, infrastruktur, ditambah lagi adanya korban luka dan jiwa, tentu akan mengundang rasa empati bagi mereka yang tersentuh nilai kemanusiaanya. Rasa solidaritas pun muncul untuk memberi bantuan, entah sebagai relawan atau memberi bantuan materi atau finansial.
Komunitas-komunitas dan LSM dari mahasiswa atau pemuda pun bergerak untuk mengumpulkan dan mencari bantuan sukarela dengan cara mereka masing-masing.Â
Ada yang meminta sumbangan kepada tokoh masyarakat, tokoh politik, pengusaha, dan yang paling mudah dijumpai adalah mengumpulkan sumbangan sukarela di persimpangan-persimpangan jalan yang ramai.Â
Dengan sedikit celoteh dan berbekal kardus bekas kemasan makanan atau barang elektronik, mereka berharap para pengguna jalan mau menyisihkan sebagian uangnya untuk dimasukkan kardus sebagai wujud sumbangan.
Apa pun yang dilakukan para mahasiswa atau pemuda seperti itu haruslah didukung dan sebaiknya memberi sumbangan sesuai dengan kemampuan kita. Berapa pun jumlahnya, pasti akan diterima mereka dengan senang hati. Tentu saja sumbangan ini sebaiknya tanpa pamrih sekali pun sekedar pujian.
Tak perlu menyumbang sekian puluh atau sekian ratus milyard dan dimasukkan ke dalam kardus tapi berharap sebuah kekuasaan atau kedudukan. Sehingga nanti disebut "Tokoh Kardus"