"We are all experts on something."
Kutipan ini adalah salah satu kata-kata mutiara yang disampaikan oleh Samuel Ray di webinar Indonesia Writers Festival pada Selasa, 26 Oktober 2021 lalu. Bertajuk The Power of Writing for Your Future Career, webinar ini berusaha untuk menepis mitos bahwa menulis merupakan aktivitas yang ketinggalan zaman. Padahal pada faktanya softskill menulis justru sangatlah diperlukan untuk bersaing dalam dunia kerja di masa kini. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis berusaha untuk mengulas poin-poin penting yang dijelaskan oleh Samuel Ray selaku narasumber utama dari webinar Indonesia Writers Festival pada 26 Oktober silam.
Sekilas tentang Indonesia Writers Festival
Indonesia Writers Festival merupakan sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh IDN Times dalam rangka memberdayakan warga Indonesia terutama dalam bidang menulis. Acara ini mengundang banyak narasumber dari berbagai latar belakang seperti jurnalis, novelis, dan manajer departemen sumber daya manusia dari perusahaan besar untuk membedah bagaimana kemampuan menulis bisa membantu karier generasi muda Indonesia di era digital seperti sekarang ini. Indonesia Writers Festival berlangsung selama satu minggu dan dilaksanakan secara daring menggunakan platform Zoom Meeting.
 Dalam salah satu topiknya yang berjudul "The Power of Writing for Your Future Career", IDN Times mengundang Samuel Ray, manajer departemen sumber daya manusia dari Lazada. Samuel atau biasa dipanggil Koh Samu juga merupakan seorang content creator di Instagram dan youtuber bersama dengan istrinya. Ia telah menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Lagi Probation: Menikmati Perjalanan Mencari Kerja. Buku ini membahas tentang serba serbi dunia kerja mulai dari bagaimana cara membuat CV yang baik hingga negosiasi gaji dengan atasan.
Penulis berusaha untuk mengulas poin-poin penting yang dijelaskan oleh Samuel Ray selaku narasumber utama dari webinar Indonesia Writers Festival pada 26 Oktober silam.
Menulis dan Dunia Kerja di Masa Kini
Koh Samu memulai pembahasan di webinar dengan menjelaskan suatu fenomena di mana sedang terjadi suatu transisi di dunia tulis menulis. Sekarang sebagian besar dari kita menulis bukan lagi di majalah dan koran tetapi di media sosial pribadi. Banyak pula dari kita yang tidak lagi berlangganan majalah Bobo tetapi kita mengikuti akun-akun public figure yang ada di media sosial seperti Instagram dan Facebook.Â
Perkembangan teknologi juga menyebabkan cara kita membaca tulisan tersebut berubah, dari yang sebelumnya membaca media cetak dengan tulisannya yang panjang kini berubah menjadi membaca caption pada kiriman Instagram yang cenderung singkat. Fenomena inilah yang terjadi di dunia kepenulisan pada masa kini.
Kemudian Koh Samu memaparkan banyak data mengenai tren dunia kerja sekarang. Seperti misal data bahwa 70% perusahaan di negara berkembang akan memperbanyak proses otomatisasi dan 9,5 juta karyawan di Indonesia akan tergantikan oleh teknologi di tahun 2028.Â
Ada pula data survei yang menunjukkan bahwa 75% karyawan generasi Z merasa layak mendapatkan promosi setelah bekerja hanya selama setahun. Hal ini disebabkan karena generasi Z bekerja dengan teknologi sehingga hasil pekerjaan yang didapatkan pun jauh lebih efektif ketimbang generasi-generasi sebelumnya.
Tidak berhenti sampai situ, Koh Samu juga menjelaskan bahwa ke depan tren bekerja kantoran akan semakin berkurang. Semenjak pandemi memaksa perilaku orang berubah dalam hal bekerja, ke depan diprediksi orang-orang cenderung lebih suka bekerja di rumah ataupun satellite offices yang ada di dekat rumah.Â
Sistem distributed work force ini membuat waktu bekerja karyawan semakin fleksibel. Seorang karyawan bisa bekerja di rumah saja tanpa menghabiskan waktu untuk menembus macetnya lalu lintas. Dengan demikian, pekerja bisa memanfaatkan waktu yang hilang akibat perjalanan menuju tempat kerja tersebut dengan hal lain seperti pengembangan diri dan kerja sampingan. Data-data ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi sangatlah mempengaruhi dinamika yang terjadi di dunia kerja.
Kemajuan teknologi sangatlah mempengaruhi dinamika yang terjadi di dunia kerja.
Mengapa Menulis (Masih) Penting
Setelah memaparkan berbagai fakta mengenai keadaan dunia kerja di era digital ini, Koh Samu kemudian memberikan sebuah pertanyaan retoris yang cukup menarik. Mengapa Menulis (Masih) Penting? Ada berbagai bentuk jawaban yang dipaparkan oleh pemuda kepala tiga ini di antaranya yakni dari sudut pandang orang yang terjun di dunia kepenulisan dan dari sudut pandang karyawan biasa. Bagi orang yang memang menggeluti dunia kepenulisan, menulis di era sekarang dapat dijadikan sebuah portofolio di LinkedIn. Kita dapat menciptakan personal brand sebagai content creator apabila memang ingin serius di dunia kepenulisan.
Namun lebih dari itu, terutama bagi orang yang memang menjadikan menulis hanya sebagai hobi, menulis dapat membentuk pemikiran terstruktur yang ada di diri kita sendiri. Dengan menulis, kita berlatih untuk membuat sebuah argumen yang runtut alih-alih berasumsi semata. Hal ini disebabkan apabila tulisan kita tidak berkualitas, maka warganet tidak akan tertarik untuk membaca tulisan kita.
Menulis juga dapat meningkatkan percaya diri seseorang karena dengan menulis, kita memiliki suatu tanggung jawab moral atas tulisan yang kita ciptakan. Sudah sepatutnya bagi seorang penulis untuk mencari tahu dan mengecek terlebih dahulu kebenaran dari poin-poin yang ia akan sampaikan di dalam tulisannya. Dengan demikian secara otomatis pengetahuan dari orang tersebut juga akan ikut bertambah.
"Apapun bisa dibuat konten."
Kutipan ini juga merupakan salah satu kata-kata mutiara yang disampaikan oleh Koh Samu di acara Indonesia Writers Festival. Koh Samu menekankan bahwa menulis di masa kini bukan berarti kita harus menjadikan tulisan kita sebuah buku tetapi bisa juga sekadar thread ataupun caption yang ada di media sosial seperti Instagram dan Twitter.Â
Topik diskusi yang kita tulis juga bisa bermacam-macam tergantung dari keahlian yang kita miliki karena pada dasarnya we are all experts on something. Ketika kita terus melihat ke atas bahwa banyak orang yang jauh lebih ahli daripada kita di suatu bidang, kita juga tidak boleh lupa untuk melihat ke bawah bahwa masih banyak pula orang yang lebih tidak paham terkait suatu bidang ketimbang diri kita sendiri. Pola pikir ini akan menuntun kita untuk membuat suatu tulisan yang ditargetkan kepada audiens yang level pemahamannya berada di bawah kita.
Ketika kita terus melihat ke atas bahwa banyak orang yang jauh lebih ahli daripada kita di suatu bidang, kita juga tidak boleh lupa untuk melihat ke bawah bahwa masih banyak pula orang yang lebih tidak paham terkait suatu bidang ketimbang diri kita sendiri. Pola pikir ini akan menuntun kita untuk membuat suatu tulisan yang ditargetkan kepada audiens yang level pemahamannya berada di bawah kita.
Tips Menulis Ala Koh Samu
Di penghujung acara, Koh Samu memberikan beberapa tips menulis terutama apabila kita ingin menulis di media sosial. Pertama yang terpenting adalah kita harus menentukan tujuan dari tulisan kita. Apakah tulisan kita bertujuan untuk mengedukasi atau menghibur? Setiap orang memiliki preferensinya masing-masing terkait hal ini.Â
Pilihlah dari yang paling membuat kita nyaman. Yang kedua, ikuti tren yang ada. Keunikan dari menulis di media sosial adalah warganet cenderung cepat move on sehingga kita harus terus mengetahui kabar terkini di media sosial. Topik yang sedang tren bisa kita selidiki di Google, Twitter, maupun media sosial lainnya.
Ketiga, tambahkan bumbu-bumbu personal ke tulisan kita. Setiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing. Jangan membangun halaman Wikipedia karena semua orang bisa mengaksesnya di masa kini. Bangunlah sebuah public diary di mana kita bisa membagikan kehidupan kita di sana dengan catatan bahwa bagikan sesuatu yang kita merasa nyaman untuk kita bagikan ke publik.Â
Dan yang terakhir, share, don't teach. Kita harus memposisikan diri sebagai orang yang berbagi cerita kepada para audiens ketimbang orang yang mengajarkan para audiens. Berada pada posisi ahli di media sosial kurang diminati lantaran di masa kini semua orang bisa menjadi ahli di media sosial. "Merendah untuk meroket" adalah kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan hal ini.
Share, don't teach. Kita harus memposisikan diri sebagai orang yang berbagi cerita kepada para audiens ketimbang orang yang mengajarkan para audiens.
Penutup dan Kesimpulan
Sebagai penutup, menulis di masa kini merupakan salah satu kemampuan dasar yang sangat penting untuk membangun karier kita di masa depan. Entah sebagai seseorang yang memang serius akan terjun ke dunia kepenulisan maupun sebagai orang yang menulis hanya untuk hobi saja, menulis merupakan sebuah sarana untuk mengekspresikan personal branding kita di mata publik.Â
Menulis juga bisa melatih kita untuk menyampaikan suatu argumen secara terstruktur sehingga kita bisa terhindar dari kesesatan berpikir. Dengan demikian, kemampuan menulis di masa kini bukanlah sebuah aktivitas yang ketinggalan zaman tetapi justru sebuah aktivitas yang mampu meningkatkan kapabilitas kita di tengah disrupsi yang terjadi di masa kini. (CuriouSniff)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI