Mohon tunggu...
Ardy Milik
Ardy Milik Mohon Tunggu... Relawan - akrabi ruang dan waktu

KampungNTT (Komunitas Penulis Kompasiana Kupang-NTT)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merawat Ingatan, Melawan Lupa (Catatan atas Hari Hak Asasi Manusia 10 Desember 2018)

12 Desember 2018   08:31 Diperbarui: 16 Desember 2018   10:59 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit photo: Lomi Dida Kini

Salah satu Bapa pendiri Bangsa ini: Soekarno-sangat menghargai keberadaan Tugu HAM di Kupang NTT, maka dalam dua kali lawatannya ke Kota Kupang selama masih menjabat sebagai Presiden Indonesia, beliau menyempatkan diri berziarah dan menempatkan karangan bunga di tugu HAM. Tutur Opa Peter.

Hasil pantauan saya terhadap tanggapan media, nyatanya perayaan ini cukup mendapat tanggapan publik dan media, seperti dalam link yang saya sertakan berikut ini: http://www.seputar-ntt.com/pemuda-ntt-bangun-tugu-ham-pertama-di-dunia/ https://idraya.blogspot.com/2016/12/peringati-hari-ham-aktivis-kupang.html? https://www.youtube.com/watch?v=CnYtk_j-evI&feature=share

Sejarah Tugu HAM  

MENGAPA DI KUPANG ADA TUGU HAM?[1]

Peter Apollonius Rohi

10 Desember 2014 * Daerah Khusus Ibukota Jakarta


Tahun ini saya absen pada renungan malam 10 Desember setelah dua tahun berturut-turut bersama para pemuda dan aktivis di sana melakukan renungan memperingati Deklarasi HAM Internsional yang disahkan PBB 10 Desember 1948. Walau begitu Kota Kupang sudah lebih dulu muncul Tugu HAM yang bertuliskan FOUR FREEDOM yang ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Four Freedom inilah yang menjadi dasar dari 30 pasal Deklarasi HAM Internasional. Tugu ini dibangun akhir Desember 1945 dan direnovasi tahun 1949. Kisahnya berawal dari kembalinya beberapa pemuda dari Surabaya setelah mereka ikut bertempur 10 November melawan Sekutu. Banyak pemuda Timor yang tewas, yang sebagian dimakamkan sebagai pahlawan tak dikenal. Turun di Kupang mereka mendapati kota ini dikuasai Sekutu (Australia). Tentu saja membuat anak-anak muda itu naik darah. Menurut Oma Ony Ully Tanya, Max Rihi yang menjadi pemimpin mereka mengadakan pertemuan untuk mengobarkan revolusi mengusir sekutu dari Kupang. Usulan ini ditolak para pemuda Kupang, karena kehadiran pasukan Sekutu (Australia) di Timor justru membebaskan mereka dari penderitaan bertahun-tahun selama pendudukan Jepang. Kota Kupang adalah satu-satunya Ibu Kota Karisedanan di Indonesia yang hancur akibat Perang Dunia II, sebagai tameng dan bemper Sekutu di Australia, di mana Panglima Sekutu Mc Arthur hijrah dari Filiphina setelah terusir pasukan Jepang. Untunglah ditemukan win-win solution, jalan keluar yang paling tepat, sekalian menyindir dan memperingatkan sekutu agar tidak bertindak macam-macam seperti yang dilakukan mereka di Surabaya. Atas pimpinan Max Rihi, mereka membangun sebuah tugu kecil hanya beberapa ratus meter dari Benteng, tempat konsentrasi pasukan sekutu saat itu. Pada tugu itu ditulis DEKLARASI FOUR FREEDOM yaitu bebas untuk mengemukakan pendapat, bebas untuk beribadah, bebas dari kemiskinan, dan bebas dari ketakutan, yang digagas Franklin Delano Rossevelt pimpinan negara-negara sekutu pada saat Perang Dunia II. Sungguh satu sindiran yang tepat dan cerdas. Ini membuktikan bahwa pemuda-pemuda kita pada masa itu sungguh luar biasa dalam berdiplomasi.(Mereka adalah seangkatan dengan Prof. Dr. Ir. Herman Johannes Menteri PU dan Rektor UGM, Prof. Dr W Z Johannes, Ketua Parkindo-Rektor UI, Prof. JLCH Abineno Ketua Dewan Gereja Indonesia, Alex Abineno, juga pendiri AL, NRP no 8/P, May Jend. El Tari Gubernur NTT, Laksamana Muda Samual Moeda, Komandan KRI Harimau saat peistiwa Laut Aru, Letjen Julius Henuhili dll). Baru pada renovasi tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan Max Rihi yang saat itu menjabat Kepala PU Daerah (meliputi Pulau Timor Alor, Rote Sabu, Kisar) menambahkan lima lingkar Pancasila. Ini pula merupakan simbol yang luar biasa, karena seperti apa kata Bung Karno yang meniru Gandhi, pada akhirnya Kebangaanku adalah Kemanusiaan. BAHWA INTI DARI PANCASILA ITU ADALAH KEMANUSIAAN. Maka belajarlah berbangsa dan bernegara itu bisa juga dari kota Kupang, ibu kota Provinsi terselatan negeri ini. (Peter Apollonius Rohi, ditulis subuh hari dari Banten untuk Indonesia).

Catatan atas Hari HAM 10 Desember 2018

Dalam peringatan Hari HAM 10 Desember 2018, Saya menulis di akun Media Sosial saya demikian:

1. Logika kapitalis tingkat lanjut yang menghisap berbagai sektor produksi primer hingga sekunder adalah 'mengeruk untung sebanyak mungkin dengan bea sedikit mungkin.' Salah satu konsekuensinya adalah stagnasi perekonomian global. 

Dalam konteks Nasional, konglomerat_cum kapitalis cum pencuri cum komparador cuma berjumlah 6% dari populasi penduduk Indonesia: 250-an juta jiwa. Namun, ekspansi kapitalis yang berselingkuh dengan para pemangku kepentingan dan elit masyarakat serta agama telah membuat Revolusi Indonesia 45 jalan di tempat; Reformasi 98 hanyalah 'memoria gaudate' dari perjuangan mahasiswa yang merobohkan rezim pencuri: 32 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun