Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ternyata Ospek Zaman Kolonial Itu Bagus, Tapi...

17 September 2020   09:19 Diperbarui: 17 September 2020   09:27 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Palembang Tribunnews

Mungkin fungsinya adalah beradaptasi dengan kompleks dan ragamnya lingkungan yang akan kita temui di kehidupan baik dalam dunia perkuliahan, organisasi maupun dunia setelah perkuliahan. Yang tak jarang menuntut individu untuk melakukan hal yang tidak ingin dilakukan. 

Meningkatkan Ketahanan Stres (Coping Stres) 

Tugas-tugas yang diberikan banyak yang nyeleneh, terhitung berat, dan tenggat waktu yang tidak masuk akal sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan stres mahasiswa baru. 

Mahasiswa baru diharapkan meningkatkan toleransi stres mereka sehingga ketika mendapatkan stresor yang berat, mereka sanggup melewati dan menyelesaikan masalah yang ada, terutama di dunia perkuliahan, lebih-lebih di kehidupan bermasyarakat. 

Meskipun hal ini malah terlihat seperti ajang balas dendam para senior, tapi nyatanya di dunia nyata kita sering dihadapkan permasalahan yang lebih berat daripada perintah-perintah senior.

Terlepas milenial zaman now mengagung-agungkan freedom of speech, suka protes dan kritis, terkesan tidak suka diatur dan ingin kebebasan yang hakiki. Akan tetapi, pada dasarnya kegiatan ospek atau sekarang juga bisa disebut PKKMB ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia kampus kan? 

Kalau-kalau para panitia, memperkenalkannya dengan cara seperti teriak-teriak, bentak-bentak secara tidak langsung mereka memperlihatkan bahwa kampus mereka "dunianya" seperti itu. Padahal nyatanya, ya tidak begitu. 

Ini kan ruang akademisi, bukan camp militer ataupun tempat perbudakan. Seharusnya mereka (panitia) berbicara atau memberitahu kesalahan para mahasiswa baru dengan bahasa bijak dan baik. Bukan dengan bentakan. 

Menurut Berit Brogaard, teriakan atau bentakan sudah termasuk bentuk "verbal abuse" dan menunjukkan gejala "abusive anger". Itu tidak baik dalam interaksi untuk membentuk suatu hubungan antar individu. 

Harusnya para senior membimbing para adik-adik mahasiwa baru dengan terbuka dan hangat, dan tidak memberi kesan negatif. 

Apalagi masa pandemi belum berakhir, banyak negara sudah di ujung resesi begitupun Indonesia, janganlah beri mereka sikap "macam" totaliter seperti itu dengan dalih "untuk memperkuat mental" mahasiswa baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun