Â
Begitu kereta ringan itu berhenti di Stasiun Pasar Seni, Kuala Lumpur, Malaysia, yang masuk dalam laluan Kelana Jaya; semua penumpang berhamburan keluar. Setelah memasukkan baki (koin) sebagai tanda bukti mereka membayar perjalanan, seluruh penumpang berhamburan keluar meninggalkan stasiun yang berada di tepi Sungai Klang untuk melanjutkan tujuan masing-masing.
Saya berada di antara puluhan penumpang yang meninggalkan stasiun yang bangunannya mempunyai tiga lantai itu. Saya berhenti di Stasiun Pasar Seni sebab berkeinginan hendak mengunjungi Central Market.Â
Untuk menuju Central Market banyak jalan menuju ke sana, ada sarana transportasi bus, taxi, dan kereta ringan. Untuk menuju Pasar Seni dengan menggunakan kereta ringan, ya harus ke Stasiun Pasar Seni. Bila menggunakan jalur kereta lainnya bisa turun di Stasiun Kuala Lumpur yang berada di sebelah Sungai Klang. Jarak antara Stasiun Pasar Seni dan Stasiun Kuala Lumpur berjarak sekitar 200 meteran dengan melintasi jembatan yang mengangkangi Sungai Klang.
Sesampai di bawah Stasiun Pasar Seni kita harus melangkah sejauh 200 meter. Dari kejauhan bangunan yang bergaya art deco itu sudah terlihat dengan cat berwarna biru.Â
Kita harus menyeberang jalan yang memisahkan area Central Market dengan wilayah yang berada di Stasiun Pasar Seni. Tepat di pinggir jalan yang kita seberangi, di situlah tempat parkir mobil (medan car) untuk pengunjung yang hendak berbelanja di pasar yang di bangun pada tahun 1888 itu.
Pasar yang awalnya difungsinya sebagai pasar tradisional itu disebut telah ditetapkan sebagai situs warisan, cagar budaya kalau menurut istilah kita.Â
Setelah ratusan tahun berfungsi sebagai pasar tradisional, pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, ikan, beras, buah-buahan serta kebutuhan hidup lainnya, maka pada tahun 1986, pemerintah negeri jiran itu mengubah fungsi pasar tradisional menjadi pasar seni yang memperdagangkan aneka kerajinan tangan dan seni.Â