Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melibatkan Rakyat Dalam Pemberantasan Korupsi

11 Oktober 2021   11:04 Diperbarui: 11 Oktober 2021   17:21 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah di sinilah uang yang harus mereka keluarkan semakin meng-gerojok. Bayangkan pemilihan calon wakil rakyat yang memiliki dapil yang terdiri dari ribuan desa, ratusan kecamatan, dan beberapa kabupaten/kota, belum lagi ditambah dengan jumlah penduduk yang melimpah. Hal demikian tentu menjadi tantangan bagi para calon wakil rakyat.

Setiap hari dalam masa-masa kampanye bahkan waktu-waktu sebelumnya, para calon harus memperkenalkan diri agar masyarakat tahu, "o inilah calon wakil rakyat kita". 

Untuk memperkenalkan diri, ada wakil rakyat yang menyebut tidak mengeluarkan biaya sepeser rupiah pun. Meski demikian pastinya juga banyak yang harus mengeluarkan biaya untuk itu. Untuk menuju ke lokasi pertemuan, setidak-tidaknya ada uang bensin dan makan yang mereka keluarkan.

Sebagai 'politik bebas aktif' kalau kita amati, persaingan untuk menjadi wakil rakyat, para calon tidak harus bersaing dengan calon dari partai lain namun juga bersaing dengan rekan sendiri. 

Persaingan antarcalon dari partai lain sama kerasnya dengan persaingan dengan teman satu partai, buktinya ada yang saling gugat antar rekan sesama partai ketika di antara mereka memiliki perolehan suara yang tipis. Hal demikian menunjukan bahwa untuk menjadi wakil rakyat merupakan soal hidup dan mati.

Banyak masalah yang dihadapi oleh para calon wakil rakyat sebelum dan sesudahnya. Saat mereka berjuang, sudah banyak uang, miliaran yang mereka gelontorkan. Ketika mereka sudah terpilih, masalah yang dihadapi pun belum selesai bahkan bisa dikatakan lebih besar.


Anggapan bahwa masalah dengan rakyat sudah selesai ketika sudah dilakukan 'serangan fajar' bahkan serangan-serangan yang lain sebelum coblosan, rupanya masih berlanjut. Kalau kita amati, banyak wakil rakyat yang pusing dengan ulah pendukung, pemilih atau tim sukses mereka. 

Mereka yang sebelumnya telah dilakukan 'serangan' atau dibayar sebagai tim sukses namun mereka tetap mau menggantungkan diri pada wakil rakyat itu. Sehingga seolah-olah semua biaya kehidupan hendak dilimpahkan kepadanya. 

Untuk itu sedikit-sedikit mereka mengeluh, sambat tentang kesulitan ekonomi, sakit, atau soal biaya sekolah anaknya, disampaikan kepada wakil rakyat. 

Dari banyaknya tuntutan ini membuat saya pernah mendengar ada wakil rakyat yang mengatakan tidak mempunyai duit sebab duitnya sudah banyak disalurkan kepada pendukung, ormas, dan kelompok masyarakat lainnya.

Menghadapi berbagai macam 'proposal' kehidupan itu tentu menjadi simalakama bagi wakil rakyat. Bila tidak diberi akan dicap sebagai wakil rakyat yang tidak memperjuangkan aspirasi atau tidak merakyat, tidak peduli, dan cap-cap negatif lainnya, seperti tidak pernah turun ke bawah. Tetapi kalau semua keinginan itu dipenuhi, berapa ratusan juta bahkan berapa miliar yang harus mereka keluarkan setiap bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun