Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyorot Kebijakan Bebas Visa

9 Januari 2017   07:47 Diperbarui: 9 Januari 2017   08:10 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Atas problem datangnya wisatawan dari Tiongkok yang disebut sudah sering membuat ulah dan melanggar hukum, pemerintah Indonesia sepertinya masih belum bersikap. Tidak ada upaya pengetatan atau deportasi kepada mereka yang terbilang sudah melanggar hukum. Bila mereka tujuannya ke Indonesia dengan alasan berwisata namun prakteknya bekerja, menamam cabai, atau menjadi mata-mata, hal demikian seharusnya ditindak dengan tegas, deportasi dan black list.

Lalu bagaimana sikap kita terhadap bebas visa yang menguntungkan di satu sisi, namun disi lain banyak disalahgunakan? Jawabnya adalah bebas visa tetap diberikan namun prosesnya masuk ke dalam negeri harus diperketat. Kita bisa belajar dengan Singapura bagaimana meski negara itu tiap hari didatangi oleh orang Indonesia, Myanmar, Filiphina, Vietnam, Laos, dan Kamboja, namun mereka bisa menyeleksi mana yang wisatawan dan mana yang hendak menyalahgunakan bebas visa untuk mencari kerja. Di pintu-pintu imigrasi ada psikologis yang diciptakan agar mereka segan dan enggan melakukan pelanggaran hukum. Ketatnya Singapura itu mampu menghalau beberapa orang Indonesia yang hendak menggalang KTP salah seorang kandidat gubernur dalam Pilkada.

Sebagai negara yang memberikan bebas visa, Turki juga pernah mengalami penyalahgunaan dari pengguna. Pemerintah Turki cukup jeli dalam mengawasi orang-orang asing yang menyalahgunakan bebas visa. Pernah pemerintah Turki menangkap orang Indonesia karena mereka menjadi pemandu wisata ilegal. Tak heran bila pemandu wisata ilegal tidak berani datang ke tempat wisata yang ramai dan berbayar seperti di Istana Topkapi, Ayasophia, Panaroma 1453 Tarih Muzesi, dan sebagainya. Secara diam-diam, polisi di sana mengawasi pekerja-pekerja ilegal.  

Lebih ekstrim lagi bila kita meniru Inggris atau Amerika Serikat. Banyak orang yang mendapat visa dari kedua negara tersebut namun lebih banyak pula orang yang ditolaknya. Negara tersebut selektif memberikan visa sebab mereka merasa bila kebijakan itu dilonggarkan maka problem kejahatan seperti perdagangan manusia, pekerja ilegal, dan terorisme akan terjadi.

Nah bila kita sudah mengerti baik dan buruknya bebas visa, tinggal pemerintah mau bersikap bagaimana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun