Fleksibilitas ini membuka jalan bagi masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi. Pedagang kecil misalnya, bisa menggadaikan motor untuk tambahan modal, sementara ibu rumah tangga bisa menjaminkan perhiasan untuk biaya sekolah anak. Hal ini memperlihatkan pegadaian mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat yang beragam.
4. Bunga dan Tenor yang Kompetitif
Meski sering dipandang sebelah mata, bunga pinjaman di pegadaian relatif transparan dan kompetitif. Berdasarkan data resmi PT Pegadaian, bunga pinjaman berkisar antara 0,75%--1,25% per 15 hari, tergantung besaran pinjaman dan produk yang dipilih. Jika dihitung, suku bunga efektif tahunan memang lebih tinggi dibandingkan kredit bank, namun untuk kebutuhan jangka pendek (misalnya 1--3 bulan), biaya ini masih jauh lebih ringan ketimbang meminjam di rentenir dengan bunga yang bisa mencapai 20% per bulan.
Selain itu, pegadaian juga menawarkan tenor fleksibel. Masyarakat dapat memperpanjang masa gadai dengan membayar bunga saja, tanpa harus melunasi pokok pinjaman sekaligus. Skema ini sangat membantu bagi mereka yang sedang menunggu pemasukan, seperti pedagang yang menunggu panen atau pembayaran dari pembeli.
5. Keamanan Barang Jaminan
Salah satu kekhawatiran terbesar dalam menggadaikan barang adalah keamanan aset. Namun, pegadaian resmi memiliki sistem penyimpanan yang aman, termasuk fasilitas brankas modern dan asuransi. Hal ini memberikan ketenangan bagi nasabah bahwa barang berharga mereka tidak hilang atau rusak.
Bandingkan dengan praktik gadai informal di masyarakat, di mana barang jaminan bisa terancam hilang atau dijual sepihak bila ada keterlambatan pembayaran. Dengan pegadaian resmi, semua proses dilakukan sesuai aturan hukum, sehingga lebih aman dan terpercaya.
6. Solusi Inklusif bagi Berbagai Kalangan
Fenomena menarik adalah bahwa pegadaian tidak hanya digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah, tetapi juga kalangan menengah ke atas. Banyak pebisnis atau karyawan kantoran yang menggunakan pegadaian untuk menutup kebutuhan mendesak, karena lebih cepat dan praktis dibandingkan mengurus pinjaman ke bank.
Laporan survei internal Pegadaian tahun 2024 menunjukkan bahwa sekitar 40% nasabahnya berasal dari kelompok masyarakat berpendapatan menengah. Hal ini membuktikan bahwa pegadaian telah menjadi solusi finansial lintas kelas sosial, bukan hanya sebagai "penolong terakhir" masyarakat miskin.
7. Transformasi Digital Pegadaian