Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengamati Fenomena Vaping di Kalangan Remaja, Benarkah Vape Lebih Baik Ketimbang Rokok?

3 Mei 2024   08:18 Diperbarui: 3 Mei 2024   08:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://hidayatullah.com/iptekes/kesehatan/2021/08/09/213335/studi-pengguna-vape-di-kalangan-remaja-lebih-berisiko-terinfeksi-covid-19.html)

Ada sebuah penelitian yang pernah disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes yakni Siti Nadia Tarmizi kepada Beritasatu.com, ia mengungkapkan bahwa studi terkait tren penggunaan rokok elektrik telah menunjukkan bahwa terkena dampak dan pengaruh rokok elektrik adalah remaja. Lebih lanjut berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh National Tobacco Youth Survei (NTYS) pada murid SMA dan SMP di Amerika Serikat, konsumsi rokok elektrik jauh meningkat signifikan selama periode 2011-2018. Disampaikan pula bahwa, pelajar SMA yang mengonsumsi rokok elektrik meningkat dari yang sebelumnya hanya 1,5% kini melonjak tajam menyentuh angka 20,8%. Sementara pada murid SMP naik dari 0,6% menjadi 4,9%. Peningkatan yang paling tertinggi dalam setahun terjadi pada 2017-2018, yakni sebesar 78% pada murid SMA dan 48% pada murid SMP.

Berdasarkan data tersebut kita memiliki kesimpulan umum yakni fenomena vaping atau merokok elektrik justru banyak terjadi di kalangan remaja. Fenomena merokok elektrik di kalangan remaja Indonesia telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Merokok elektrik, atau yang lebih dikenal sebagai vaping, telah menjadi tren yang meningkat di kalangan remaja di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan popularitas merokok elektrik di kalangan remaja Indonesia. Salah satunya adalah persepsi bahwa merokok elektrik lebih aman atau kurang berbahaya daripada merokok tembakau konvensional. Banyak remaja mungkin menganggap vaping sebagai alternatif yang lebih "modis" atau "kool" dibandingkan dengan merokok rokok biasa.

Selain itu, merokok elektrik sering kali tersedia dalam berbagai rasa yang menarik bagi remaja, seperti buah-buahan atau permen, yang dapat membuatnya lebih menarik bagi mereka yang belum pernah merokok sebelumnya. Selain itu, promosi agresif dari industri vaping, termasuk melalui media sosial dan sponsor acara-acara populer, juga dapat mempengaruhi remaja untuk mencoba merokok elektrik.

Namun, perlu dicatat bahwa meskipun terkadang dianggap lebih aman daripada merokok tembakau konvensional, merokok elektrik masih memiliki risiko kesehatan yang signifikan, terutama bagi remaja yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Nikotin yang terkandung dalam cairan vape dapat menyebabkan kecanduan, serta berbagai masalah kesehatan lainnya seperti gangguan pernapasan dan kesehatan mental.

Pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi kesehatan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi fenomena merokok elektrik di kalangan remaja, termasuk dengan mengeluarkan regulasi yang lebih ketat terkait iklan dan penjualan produk vape kepada remaja. Selain itu, pendidikan dan kesadaran akan risiko merokok elektrik juga penting untuk dilakukan agar remaja dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait kesehatan mereka.

Benarkah Rokok Elektrik lebih Baik Ketimbang Rokok Biasa?

Penelitian kesehatan tentang rokok elektrik telah menjadi fokus utama dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan peningkatan popularitas penggunaannya. Meskipun masih banyak yang harus dipelajari, berikut beberapa temuan utama dari penelitian kesehatan tentang rokok elektrik:

1. Kandungan Zat Kimia: Studi telah menunjukkan bahwa cairan vape yang digunakan dalam rokok elektrik dapat mengandung berbagai zat kimia berbahaya, termasuk nikotin, formaldehida, senyawa logam berat, dan partikel halus. Meskipun konsentrasinya mungkin lebih rendah daripada dalam asap rokok tembakau konvensional, paparan terhadap zat-zat ini masih bisa menyebabkan risiko kesehatan.

2. Dampak Pernapasan: Beberapa penelitian telah menemukan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi tenggorokan, dan masalah pernapasan lainnya. Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan hubungan langsung antara rokok elektrik dan penyakit paru-paru jangka panjang seperti kanker paru-paru, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak kesehatan jangka panjangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun