Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Mengajar dengan Otoriter dan Idealis? Yuk Coba Ubah Sedikit dengan Ice Breaking!

22 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 22 Februari 2024   08:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.smadwiwarna.sch.id/ice-breaking-di-kelas)

Seorang guru yang mengajar dengan pendekatan kaku dan idealis dapat memberikan pengaruh yang kompleks di dalam kelas. Sifat kaku seorang guru dapat tercermin dari kepatuhannya terhadap pedoman dan aturan pembelajaran yang telah ditetapkan. Meskipun kaku, pendekatan ini dapat menciptakan disiplin dan struktur yang diperlukan di dalam kelas. 

Sementara itu, sifat idealis guru menekankan pada visi dan nilai-nilai pendidikan yang dianggapnya sebagai fondasi utama pembelajaran. Guru idealis cenderung menanamkan nilai-nilai moral dan etika di dalam kelas, menciptakan lingkungan belajar yang diharapkan dapat membentuk karakter siswa. 

Namun, kecenderungan untuk menjadi terlalu kaku dan idealis juga bisa memiliki dampak negatif, seperti kurangnya fleksibilitas terhadap perbedaan individu dan kurangnya adaptasi terhadap perkembangan pendidikan yang dinamis. Oleh karena itu, seorang guru yang mengajar dengan pendekatan ini perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara ketegasan dan keleluasaan, serta antara idealisme dan realitas kelas yang beragam.

Menjadi guru adalah sebuah pilihan dan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan sepenuh hati, memang tak semua orang memiliki hal yang seperti itu seratus persen. Ada saja rasa dongkol, malas, bosan, jenuh, dan lain sebagainya. Akan tetapi, coba kita pikirkan bersama dan renungkan jika kita dongkol atau kesal lalu kita bawa perasaan itu di dalam kelas. Apakah murid-murid kita akan bisa menerimanya? Tentu tidak. Nah itu pula yang akan kita rasakan jika kita diajarkan oleh guru yang idealis dan kaku yang hanya mengedepankan dirinya saja namun tidak sama sekali memperhatikan kebutuhan kita sebagai peserta didik.

Pada dasarnya, hal esensial dari pendidikan bukan hanya terletak dari nilai, materi, atau juga ranking peserta didik di kelas. Di lain sisi, ada banyak aspek yang bisa kita fasilitasi dalam memenuhi kebutuhan peserta didik di kelas. Misalnya, kita dapat menjadi fasilitator dalam hal mengakomodir minat dan bakat mereka, menyediakan tempat belajar yang menyenangkan, membawa mereka mengeksplor lebih jauh tentang pengetahuan, mendidik adab dan membantu menguatkan karakternya, menyajikan materi yang menarik dengan bantuan teknologi, hingga yang tak kalah menarik mencoba menjadikan pembelajaran di kelas seru dengan memanfaatkan "ice breaking". 

"Ice breaking" merujuk pada serangkaian kegiatan atau teknik yang digunakan untuk memecah ketegangan, menciptakan suasana yang santai, dan membangun koneksi interpersonal di antara sekelompok orang yang baru bertemu atau bekerja sama. Tujuan utama dari ice breaking adalah untuk mengurangi kecanggungan dan memperkenalkan anggota kelompok satu sama lain, sehingga memfasilitasi komunikasi yang lebih terbuka dan kerjasama.

Kegiatan ice breaking dapat beragam, mulai dari permainan ringan, pertanyaan sederhana, atau aktivitas kreatif yang melibatkan partisipasi semua anggota kelompok. Ice breaking sering digunakan dalam berbagai konteks, seperti seminar, pelatihan kerja, workshop, pertemuan tim, atau bahkan dalam setting pendidikan. Dengan menggunakan ice breaking, diharapkan para peserta dapat merasa lebih nyaman dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran atau kerja sama kelompok.

Ragam Cara Menerapkan Ice Breaking yang Seru di Kelas

Berikut adalah beberapa ide ice breaking yang seru untuk digunakan oleh guru di kelas:

Bingo Kenalan:
Berikan setiap siswa selembar kertas bingo kosong dan mintalah mereka untuk mengisi kotak-kotak dengan fakta tentang diri mereka sendiri (hobi, makanan favorit, dll.). Siswa kemudian harus mencari teman sekelas yang memiliki kesamaan dan menandai kotak-kotak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun