Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Festival Dahau Kutai Barat (Refleksi Kebudayaan di Tanaa Purai Ngeriman)

26 Oktober 2023   13:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   13:05 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(jejakbudayaborneo.blogspot.com)

Senin, 23 Oktober 2023, Bupati Kutai Barat Bapak FX. Yapan secara resmi membuka Festival Dahau 2023 di Kutai Barat. Acara yang dilaksankan tepat di Alun-alun kecamatan Barung Tongkok tersebut dihadiri sebagian besar masyarakat Kutai Barat khususnya yang tinggal di daerah Barong Tongkok dan sekitarnya. 

Melansir laman KOMINFOKUBAR, melalui sesi wawancara di stasiun TVRI Kaltim pada 16 Oktober lalu. Pak Yapan juga mengungkapkan bahwa festival yang dilaksanan tahun ini merupakan ajang untuk menikmati keindahan alam yang indah melalui tempat-tempat wisata yang ada di Kutai Barat. 

Selain itu, melalui acara ini pula Kutai Barat dan seluruh masyarakat juga sekaligus memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan bidang pariwisata Kubar melalui kerjasama dengan berbagai pihak. 

Ragam pameran yang diperkenalkan yani pameran kerajian tangan khas UMKM Kubar, kuliner khas Kutai Barat, Budaya dan tradisi, rangkaian prosesi atau upacara adat khas suku-suku di Kabupaten Kutai Barat, dan masih banyak lagi. 

Lebih lanjut, Bupati membeberkan bahwa "Dahau tahun ini dilaksanakan secara meriah antara lain perlombaan tradisional, pameran pembangunan dan UMKM yang ada di Kutai Barat, Tarian Kolosal, serta tahun ini menjadi sangat spesial yaitu mengagendakan pemecahan rekor muri yakni penggunaan anjat terbanyak".

Lantas, jika kita mengacu pada sejarah penyelenggaraannya, bagaimana sih sejarah terbentuknya atau awal dilaksanakannya Festival Dahau Kutai Barat dan apa fungsi dan perannya bagi masyarakat Kutai Barat?

Dahau merupakan sebuah tradisi yang dimiliki oleh masyarakat suku Dayak di Provinsi Kaltim. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada saat perayaan adat seperti pernikahan atau upacara keagamaan. Dahau sendiri merupakan sebuah tarian yang dilakukan oleh beberapa orang penari yang menggunakan kostum tradisional Dayak. 

Tarian Dahau sendiri biasanya diawali dengan lantunan iringan musik yang dimainkan oleh beberapa alat musik tradisional khas seperti gendang, gambus, dan seruling. 

Yang menjadi daya tarik sendiri adalah kualitas tarian yang dipertunjukkan dan kelihaian para penarinya. Para penari biasanya telah diatur untuk menggunakan kostum khas tradisional sukju Dayak kemudian menari dengan gerakan yang khas serta diiringi oleh lagu-lagu yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari suku Dayak. 

Ada yang khas dan syarat akan makna dari pelaksanaan Dahau itu sendiri. Salah satunya adalah penggunaan topi dari daun bertingkay yang secara makna dan filosofis melambangkan arti sebuah kesatuan dan keberagaman. 

Selain itu, tarian Dahau juga mengandung unsur kepercayaan terhadap arwah para nenek moyang dan harapan agar kehidupan masyarakat suku Dayak di Kutai Barat dapat selalu diiringi keberkahan dan perlindungan dari Sang Pencipta.

Dalam sejarahnya, Tradisi Dahau juga telah ada sejak ribuan tahun lalu namun yang pasti dalam setiap pelaksanaannya sudah banyak melalui perubahan dan transformasi dari berbagai aspek. 

Hal tersebut dilakukan agar adat dan tradisi tersebut dapat terus lestari dan terjaga walau harus melewati lintasan zaman dan generasi. Festival Dahau biasa dilaksanak sekitar pertengahan bulan Oktober hingga awal November setiap tahun dan diikuti oleh hampir seluruh masyarakat Kutai Barat.

Fungsi diadakannya festival adat Dahau bagi masyarakat Kutai Barat

Secara umum diadakannya festival adat seperti Festival Dahau memiliki beberapa fungsi penting bagi masyarakat setempat khususnya Masyarakat Kutai Barat yakni sebagai berikut:

Pelestarian Budaya: Festival adat adalah cara untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal. Melalui pertunjukan seni, tarian, musik, dan pameran budaya, generasi muda dapat memahami dan menghargai warisan budaya mereka.


Pendekatan Komunitas: Festival adat dapat mempererat hubungan di antara anggota komunitas. Masyarakat datang bersama-sama untuk merayakan dan menghargai warisan budaya mereka, memperkuat rasa identitas komunitas.


Promosi Pariwisata: Festival adat sering menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Ini membuka peluang bagi pengembangan industri pariwisata di daerah tersebut, memberikan pendapatan ekonomi dan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.


Pendidikan dan Kesadaran: Festival adat adalah kesempatan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat dan pengunjung tentang nilai-nilai budaya dan sejarah daerah tersebut. Ini juga bisa mencakup penyuluhan tentang isu-isu lingkungan, keberlanjutan, dan pentingnya melestarikan lingkungan alam.


Memperkuat Identitas Budaya: Festival adat membantu masyarakat merayakan identitas mereka sendiri. Ini meningkatkan rasa kebanggaan dan kepercayaan diri dalam budaya mereka sendiri dan memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat.


Mendukung Pengrajin dan Seniman Lokal: Festival adat memberikan peluang bagi pengrajin lokal dan seniman untuk memamerkan dan menjual hasil karya mereka. Hal ini mendukung keberlanjutan profesi mereka dan warisan keterampilan tradisional.


Promosi Kerjasama dan Toleransi Antarbudaya: Festival adat juga bisa menjadi waktu di mana budaya berbeda bertemu. Ini menciptakan kesempatan untuk promosi toleransi antarbudaya, dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda merayakan bersama-sama.


Setiap festival adat memiliki nuansa dan makna khusus bagi masyarakat setempatnya. Oleh karena itu, fungsi-fungsi festival tersebut dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan tradisi masyarakat yang mengadakannya. Harapannya setelah diadakannya festival Dahau tersebut dapat terus menjadi pelopor dalam upaya melestarikan budaya dan adat istiadat yang dimiliki oleh suku Dayak di Kabupaten Kutai Barat. 

Selain itu, melalui festival Dahau juga mendorong terbentuknya persatuan dan kesatuan antar masyarakat yang umumnya bersifat majemuk serta membantu mengangkat karifan lokal khas daerah dan yang paling penting memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam hal meningkatkan pendapatan dari aspek ekonomi.

#SalamLiterasi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun