Model determinan sosial kesehatan menurut Dahlgren dan Whitehead menggambarkan bahwa status kesehatan individu maupun masyarakat diibaratkan seperti setengah lingkaran yang berlapis.
Level Micro
Tingkat mikro adalah lapisan pertama determinan kesehatan yang menjelaskan variabel yang memengaruhi kesehatan seseorang. Perilaku dan gaya hidup individu merupakan komponen penting dari lapisan ini. Sebagai contoh, keputusan seseorang untuk merokok atau tidak merokok, diet, tingkat aktivitas fisik, dan kebiasaan sehari-hari lainnya adalah semua komponen yang dapat menentukan apakah kesehatan mereka baik atau buruk. Interaksi antara faktor genetik dan paparan lingkungan juga memiliki peran pada tingkat mikro ini. Faktor genetik menentukan seberapa rentan atau kuat seseorang terhadap dampak kesehatan lingkungannya.
Perilaku dan sifat seseorang juga tidak dapat dipengaruhi oleh berbagai konteks sosial. Faktor keluarga, pertemanan, dan norma-norma dalam komunitas tempat seseorang tinggal semuanya memengaruhi perilaku kesehatan mereka. Keluarga dapat menjadi faktor utama yang membentuk kebiasaan dan nilai-nilai seputar kesehatan, dan pertemanan juga sangat penting karena kebiasaan dan gaya hidup teman-teman seseorang seringkali memengaruhi mereka. Norma-norma dalam komunitas tempat seseorang tinggal juga dapat membantu atau menghalangi mereka untuk membuat keputusan.
Oleh karena itu, pada lapisan pertama determinan kesehatan ini, kompleksitas interaksi antara konteks sosial, faktor genetik, dan perilaku individu dapat memberikan gambaran yang lebih luas tentang komponen yang membentuk kondisi kesehatan seseorang.
Level Meso
Pada level meso, determinan sosial yang mempengaruhi kesehatan adalah pengaruh sosial dan komunitas. Ini mencakup berbagai elemen seperti norma komunitas, prinsip-prinsip, lembaga komunitas, modal sosial, jejaring sosial, dan lainnya. Faktor-faktor sosial pada tingkat komunitas ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan anggota komunitas tersebut. Lembaga komunitas seperti pusat kesehatan, organisasi non-profit, dan lembaga pendidikan juga dapat menyediakan sumber daya dan layanan yang mendukung kesehatan masyarakat.
Selain itu, jejaring sosial dan modal sosial sangat penting untuk menentukan kesehatan komunitas. Sebaliknya, ketidaksetaraan sosial, stigmatisasi, atau ketidaksetaraan akses ke sumber daya kesehatan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan individu di tingkat komunitas. Adanya dukungan sosial dari teman, keluarga, dan tetangga dapat memberikan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa komponen sosial dan komunitas tidak hanya memiliki dampak positif pada kesehatan, tetapi juga dapat memiliki dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik.
Sebagai contoh, Di suatu wilayah perkotaan, terdapat tingkat kejadian penyakit jantung yang tinggi di antara penduduk. Norma masyarakat di wilayah tersebut cenderung mendukung pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula. Selain itu, keterbatasan akses terhadap fasilitas olahraga atau kegiatan fisik di wilayah tersebut dapat menjadi dampak dari kurangnya dukungan lembaga komunitas. Dukungan keluarga juga mendorong perilaku tidak sehat, individu cenderung terpengaruh oleh norma sosial di sekitarnya. Contoh ini menunjukkan bahwa determinan sosial pada lapisan kedua seperti norma dan nilai komunitas, lembaga komunitas, jejaring sosial, dan kondisi ekonomi secara bersama-sama memainkan peran dalam meningkatkan risiko penyakit jantung di wilayah tersebut.
Level Ekso
