Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Esai Bahasa Inggris tentang Pendidikan di Indonesia

10 Januari 2021   23:20 Diperbarui: 12 Januari 2021   10:32 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Poin kedua, masyarakat. Masyarakat Indonesia secara umum turut menjadikan kualitas akademik seseorang sebagai indikasi kesuksesan yang dapat diterima. Hal ini secara tidak langsung membentuk seseorang untuk fokus mengembangkan sisi akademisnya dan mengabaikan ketrampilan/potensinya. Selain itu pada masyarakat tradisional terdapat mobilitas sosial horizontal. Artinya ketika orang tuanya petani maka anaknya juga akan menjadi petani. Hal ini diperparah dengan pola pikir yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting, terutama bagi perempuan. Setelah masyarakat tradisional ada masyarakat modern. Kelompok ini sebagian besar adalah kaum terpelajar dan setiap orang berkesempatan untuk melakukan mobilitas lebih luas dan bebas. Namun kebebasan ini kerap kali menciptakan budaya yang tidak sehat seperti, hedonisme, konsumerisme, pergaulan bebas, dst.

Poin ketiga, keluarga. Keluarga merupakan tempat belajar pertama dan utama bagi anak dalam hal ini seorang ibulah yang menjadi guru. Sementara jika dilihat dari poin kedua, beberapa perempuan tidak memiliki kesempatan untuk mendapat pendidikan yang layak. Maka tidak semua anak akan mendapatkan kesempatan pendidikan yang baik pula. Kemudian pada keluarga modern dengan berbagai budaya baru yang diadaptasi. Ancaman terbesarnya adalah anak tidak mendapat penanaman nilai yang dijadikan dasar dalam bergaul meskipun mendapat kesempatan pendidikan yang baik. Seringkali anak dari keluarga modern ini juga mengalami broken home sehingga memberikan tekanan mental yang lebih besar.

Tiga poin diatas membuktikan bahwa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tidak serta merta disebabkan oleh sekolah tapi juga masyarakat dan keluarga. Dengan fakta lapangan sekompleks itu. Maka untuk keluar dari krisis kualitas pendidikan dibutuhkan perubahan yang mampu membangun kesadaran para pelaku pendidikan. Dalam kasus ini,  pemuda sebagai agen sosial masyarakat merupakan kelompok paling potensional yang mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Yakni masyarakat luas, pemerintah sebagai penggerak sekolah, orang tua sebagai role model bagi anaknya, dan peserta didik itu sendiri. Melalui pemuda ruang gerak dan ide/inovasi penyelesaian diharapkan akan lebih berkembang. Sehingga terbentuk sinergi yang baik diantara tiga pusat pendidikan dan tercipta suatu sistem yang adil dan sehat bagi generasi mendatang.

Kritik dan saran yang membangun dapat disampaikan melalui kolom komentar atau DM Instagram di @astrianap4

Salam hangat

penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun