Mohon tunggu...
Humaniora

Keberhasilan Konselor Terhadap Anak Didiknya

1 November 2017   23:47 Diperbarui: 2 November 2017   00:00 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum wr.wb

Hay guys, salam kenal

kembali bertemu dengan saya bukan  ketemu sih !! tapi ada betulnya juga dengan kata-kataku itu yaitu bertemu dengan perasaan hati atau bertemu jarak jauh kayak LDR ezt lewat curhatan tulisan ku ini. Kayak Gj y.... biarkan ezt, jangan di bahas lagi.

Kita bahas ini aja yaitu keberhasilan konselor terhadap anak didiknya ! emang benar banyak sekali konselor yang berhasil untuk mendidik, menasehati, ataupun memotivasi anak didiknya untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta wajib dimiliki anak itu tersebut dan buanglah jauh-jauh pribadi negatif yang mengantarkan anak didik itu tersebut menjadi tak karuan atau amburadul, tapi ingat kembali secara garis besar tidak semua hal negatif itu bukan pengahambat kita untuk meraih keberhasilan.

Lah ini saatnya kita membutuhkan sesosok konselor yang bisa mendorong dan memghantam kita untuk menjadi lebih baik dalam sifat atau perilaku kita sehari-hari. Dalam zaman sekarang sangatlah penting peran seorang konselor dalam hidup kita bukan dari lingkungan keluarga aja yang penting dalam mendidik karakter kita. Keberhasilan konselor terhadap anak didiknya bukan hanya dari pengalaman beliau tapi mereka (konselor) mempunyai cara khusus atau teknik dalam mendidik anak didiknya menjadi berhasil ataupun menjadi lebih baik.

TEKNIK-TEKNIK DALAM KONSELING

  • Keberhasilan konseling banyak ditentukan oleh kefektifan oleh konselor dalam menggunakan berbagai teknik. Berikut ini akan dibahas mengenai teknik-teknik konseling mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan penggunaan berbagai pendekatan.
  • Persiapan untuk konseling
  • Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh konselor dalam memulai proses konseling, yaitu: (1) membentuk kesiapan untuk konseling, (2) memperoleh informasi riwayat kasus, dan (3) evaluasi psikodiagnostik.
  • Kesiapan untuk konseling
  • Kesiapan merupakan suatu kondisi yang harus dipenuhi sebelum klien membuat hubungan konseling. Kesiapan klien untuk konseling ini ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu (1) motivasi untuk memperoleh bantuan, (2) pengetahuan klien tentang konseling, (3) kecakapan intelektual, (4) tingkat tilikan terhadap masalah dan dirinya sendiri, (5) harapan-harapan terhadap peranan konselor, (6) sistem pertahanan dirinya.
  • Beberapa hambatan yang sering dijumpai dalam mencapai kesiapan konseling adalah:
  • Penolakan secara kultural terhadap hal-hal diatas.
  • Situasi fisik dalam konseling.
  • Pengalaman pertama dalam konseling yang tidak menyenangkan.
  • Kurangnya pengertian terhadap konseling.
  • Kurang dapat melakukan pendekatan.
  • Dalam lembaga, kurang terdapat iklim penerimaan terhadap konseling.
  • Metode penyiapan klien
  • Untuk mencapai kesiapan klien dalam konseling, dapat ditempuh metode-metode sebagai berikut:
  • Melalui pembicaraan dengan berbagai pihak/ lembaga mengenai topik-topik masalah dan pelayanan konseling yang diberikan.
  • Menciptakan iklim kelembagaan yang merangsang untuk meminta bantuan.
  • Menghubungi sumber-sumber referal misalnya dari organisasi sekolah, guru, dan sebagainya.
  • Memberikan informasi kepada klien tertentu tentang dirinya dan prospeknya.
  • Melalui proses pendidikan itu sendiri.
  • Teknik-teknik survei terhadap masalah-masalah klien.
  • Orientasi pra-konseling.
  • Riwayat Kasus
  • Riwayat kasus (case history)adalah suatu kumpulan informasi yang sistematis tentang kehidupan klien sekarang dan masa lalu. Riwayat kasus ini sangat penting artinya sebagai salah satu metode suatu proses konseling.
  • Bentuk-bentuk riwayat kasus
  • Riwayat konseling psikoterapeutik, yang lebih memusatkan kepada masalah-masalah psikoterapeutik dan diperoleh melalui wawancara konseling.
  • Catatan kumulatif (cummulative record),yaitu sistem catatan tentang berbagai aspek yang menggambarkan perkembangan seseorang.
  • Biografi dan autobiografi.
  • Tulisan-tulisan yang dibuat kasus sebagai dokumen pribadi.
  • Grafik waktu tentang kehidupan kasus.
  • Psikodiagnosis
  • Psikodiagnosis mempunyai dua arti. Pertama,adalah sebagai suatu klasifikasi deskriptif atau taksonomi masalah-masalah yang sama dengan klasifikasi psikiatris untuk gangguan neurotis, psikosis, dan karakter. Proses ini sering pula disebut sebagai "diagnosa diferensial".Pengertian diagnosis yang kedua,adalah sebagai suatu prosedur menginterprestasikan data kasus. Proses ini sering pula disebut sebagai "diagnosis struktural".
  • Penggunaan metode diagnosis dalam proses konseling menurut pengertian diatas, hendaknya dilakukan secara hati-hati. Ada beberapa bahaya yang dapat timbul berdasarkan pengertian diatas, diantaranya adalah:
  • Data yang terbatas atau kurang memadai, padahal kehidupan manusia sangat kompleks.
  • Konselor sangat memperhatikan keadaan tingkah laku klien sekarang.
  • Terlalu cepat menggunakan tes.
  • Hilangnya pemahaman terhadap individualitas atau keunikan sistem self klien.
  • Pengaruh sikap menilai dari konselor.
  • Penggunaan Tes dalam Psikodiagnostik.
  • Penggunaan tes psikodiagnostik berfungsi untuk:
  • Menyeleksi data yang diperlukan bagi konseling.
  • Meramalkan keberhasilan konseling.
  • Memperoleh informasi yang lebih terperinci.
  • Merumuskan diagnostik yang lebih tepat.
    • semoga bermanfaat.........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun