Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ujaran Menyenangkan Hati Tapi Memecah Persatuan

16 April 2019   21:14 Diperbarui: 16 April 2019   21:18 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Besok adalah Pesta Demokrasi. Hari puncak kita sebagai warga negara dalam memilih pemimpin negara, yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu kita juga memilih wakil Rakyat mulai dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD), DPR , DPRD tingkat 1 dan DPRD tingkat 2. 

Tidak seperti Pemilu-pemilu yang telah dilewati sebelumnya, pemilu kali ini adalah pemilu dengan lima kertas suara harus dicoblos oleh warga negara yang tercatat sebagai pemilih. Pemilu sebelumnya, PIleg dan Pilpres dilakukan terpisah dengan jeda sekitar 2 bulan. Sehingga pemilih harus memilih empat kartas suara untuk Pileg dan dua bulan kemudian satu kertas suara untuk Pilpres.

Banyak pihak mengatakan bahwa Pemilu kali ini adalah pemilu terumit dan paling sulit yang ahrus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Bagaimana tidak seorang harus mengingat Wakil rakyat yang harus dia pilih untuk lima tahun ke depan. Empat wakil rakyat ! Selain itu dia juga harus memilih Presiden yang akan menjalankan kemudi atas bangsa ini. Hal  ini cukup berat apalagi pada masyarakat yang pendidikannya tidak terlalu tinggi. Dia harus mengingat nama-nama yang mungkin asing dan tidak dia kenal sebelumnya.

Pra Pemilu atau masa kampanye kali ini adalah masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Betapa tidak. Kampanye adalah mensosialisasikan program unggulan kepada masyarakat agar masyarakat paham apa yang akan dia dapatkan jika dia memilih A atau B. Atau dia tahu bahkan pernah bertemu dengan calon legislative yang akan dia dukung. Dengan begitu proses memilih bagi rakyat akan lebih mudah.

Tapi yang terjadi bukan hanya sosialisasi program dan profil, namun  adalah ujaran-ujaran dan celaan-celaan atar kubu. Mereka saling sering terkadang dengan nada dan ujaran yang pantas sehingga seringkali membuat bingung masyarakat.

Mereka berujar kadang tanpa mengenal etika dan untuk memenuhi kebutuhan amarahnya dan menyenangkan hatinya saja. Meski untuk itu mereka memberikan data yang belum tentu benar, kadang sebarkan hoax dan data palsu dan lain sebagainya.

Ujaran kebencian untuk menyenangkan hati ini seharusnya kita waspadai, karena bisa mengarah pada perpecahan dan memberi jarak dengan orang lain. Bahwa ujaran kebencian itu akan merenggangkan persahabatan, pertemanan, persaudaraan. Kadang memutus tali silaturahmi diantara kita. Banyak mudaratnya, dibanding manfaatnya.

Karena itu apapun nanti hasil Pemilu, hasilnya harus kita hormati. Jangan mengumbar kegembiraan dan mengecilkan kekalahan , atau memaki yang menang dan tidak bisa menerima kekalahan. Terutama demi keutuhan bangsa dan betapa banyak hal yang harus dilakukan oleh Bangsa Indonesia. Bersatu lebih baik daripada bercerai berai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun