Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merangkul Keberagaman Demi Sebuah Perdamaian

7 Juli 2018   18:31 Diperbarui: 7 Juli 2018   18:50 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian - hidupkatolik.com

Indonesia adalah negara besar. Tidak hanya luas wilayahnya, jumlah masyarakatnya juga terbilang sangat besar dibanding negara yang lain. Karena itulah, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan menjadi hal yang tak bisa terhindarkan. Persoalannya, Indonesia mempunyai banyak suku dan budaya. Keberagaman itulah yang kemudiah melahirkan berbagai macam karakter manusia. Perbedaan cara pandang dalam melihat sesuatu pun juga bisa berbeda satu sama lainnya. Karena Indonesia menghormati yang namanya keberagaman, perbedaan cara pandang itu bukanlah menjadi sebuah persoalan.

Beberapa waktu lalu, 171 daerah di Indonesia baru saja menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak. Meski ada beberapa kendala, pesta demokrasi tersebut dapat berjalan secara lancar. Meski sempat muncul ujaran kebencian di media sosial, tidak semua masyarakat terprovokasi. Meski sempat terjadi ancaman teror, namun tidak ada satupun tempat pemungutan suara yang diteror. Semuanya itu berkat kita semua. Karena mayoritas masyarakat Indonesia masih menginginkan keberagaman, maka budaya saling menghormati dan menghargai itu masih tetap terjaga. Jika tidak, tentu bibit kebencian akan terus menyebar.

Pilkada memang telah usai, namun bukan berarti bibit kebencian itu hilang. Karena bibit tersebut masih saja bisa ditemukan di dunia maya. Apalagi sebentar lagi pesta demokrasi yang lebih besar akan terjadi pada 2019 mendatang. Yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilu legislative. Jika kita tidak saling mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi, dikhawatirkan akan terus dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk menyebar provokasi.

Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Untuk pemilihan pemimpin daerah hingga pemimpin pusat pun, juga harus menggunakan cara-cara yang demokratis. Dan demokrasi harus dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karena itulah proses demokrasi harus dilakukan dengan cara-cara yang santun, yang sesuai dengan adat, norma dan aturan yang berlaku di negeri ini. Para partai dan elit politik juga harus bisa memberikan pendidikan politik yang benar ke masyarakat. Jangan sampai para elit terus bertikai, saling caci dan hujat, demi mendapatkan dukungan publik.

Semua pihak harus berkomitmen merangkul keberagaman. Tidak boleh satupun, baik itu dari level masyarakat hingga pemimpin yang menebar bibit kebencian. Boleh berbeda pandangan, boleh berbeda pendapat, bahkan berbeda keyakinan. Yang tidak boleh adalah merusak kerukukanan yang telah ada. Harmoni dalam keberagaman ini harus terus dipertahankan, demi terciptanya tatanan kehidupan yang lebih baik. Di tahun politik ini, tak dipungkiri berbagai gangguan terus saja muncul. Namun jika kita tetap mengedepankan perdamaian, dan berusaha menciptakan perdamaian, tentunya negeri ini akan diselimuti kedamaian. Dan merangkul keberagaman dari Aceh hingga Papua, merupakan upaya untuk menciptakan perdamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun