Mohon tunggu...
Ardalena Romantika
Ardalena Romantika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Merupakan pribadi yang amat senang bertukar cerita, pengalaman, dan hal baru dengan semua orang dari berbagai latar belakang. Saya percaya bahwa dengan mengaktualisasikan diri melalui pertukaran dan eksplorasi ide dengan orang lain, akan tercipta ruang kebebasan berekspresi dan kesetaraan bagi setiap manusia. Jadi, mari kita saling berbagi gagasan dan berekspresi bersama!.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menulis sebagai Sarana Personal Branding bagi Si Pendiam

23 Januari 2021   14:59 Diperbarui: 24 Januari 2021   15:23 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pexels.com/@vlada-karpovich

Menjadi pendiam seringkali membuat kita terkucilkan dari dunia. Terkadang kita berkutat pada pikiran sendiri, hanyut dalam ide-ide di dunia kecil yang kita huni seorang diri. Terkadang kita dipandang aneh karena seolah memisahkan diri.

Menjadi pendiam membuat kita tak nyaman saat berada di suatu komunitas yang besar. Komunitas yang dipenuhi orang-orang cerdas dan aktif dalam menyuarakan apa yang mereka pikirkan. 

Kita selalu didorong dengan kalimat "Gausah malu-malu. Gapapa kok!", "Eh sini berbaur aja, kita orangnya welcome kok", dan sebagainya. Namun tetap saja, dunia kecil yang kita huni seorang diri selalu lebih menarik daripada dunia mereka yang penuh gelak tawa dan ide-ide cemerlang.

Akibatnya, tanpa kita sadari, mereka memandang kita sebagai orang yang mengucilkan diri. Tanpa kita sadari, orang-orang memandang kita tak punya potensi. Padahal, di dunia kecil yang kita huni, ada ribuan ide cemerlang yang tak pernah mampu kita bagi.

Jadi, apakah problem kita yang sebenarnya adalah kita tak mampu berdiskusi dan mengutarakan ide pada orang lain?. Apakah karena kita tak mampu membranding diri kita ketika berada di komunitas yang besar, lantas kita dianggap tak bisa apa-apa?. Barangkali begitu.

Di era modern ini, persaingan semakin sulit. Untuk bersekolah, bekerja, masuk universitas, semuanya penuh persaingan sengit. Saking sulitnya untuk bekerja, akhirnya tips and trick yang sering dibagikan adalah "perluas relasi", dengan harapan, orang-orang yang menjadi relasi itulah yang akan menolong kita nanti. 

Memperluas relasi tentu adalah persoalan mudah bagi mereka yang supel dan punya kemampuan berbicara yang baik. Padahal, bagi kita yang seringkali dipanggil "Si Pendiam", "Si Ansos", dan termarjinalkan oleh society, memperluas relasi menjadi momok tersendiri.

Pasti Anda pun tidak mau kan kalau orang-orang menganggap Anda tidak memiliki potensi, padahal selama ini Anda adalah pemikir out of the box yang handal?. Hanya karena Anda pendiam, Anda kesulitan untuk melakukan personal branding. 

Orang jadi tidak mengenal siapa diri Anda dan apa kelebihan Anda. Padahal, untuk menjalin relasi, kita perlu memperlihatkan kelebihan dan ide-ide kita. Di dunia yang dipenuhi orang-orang oportunis ini, siapa sih yang mau bekerja sama dengan orang yang tak punya kelebihan?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun