Mohon tunggu...
Aris Dany Setyawan
Aris Dany Setyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Malang,2 April 2003, Pecintas Sastra I Author Kesejarahan I Pengamat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Sekolah Daring Banyak Dikeluhkan, Siapa yang Patut Disalahkan?

19 Juli 2020   04:23 Diperbarui: 19 Juli 2020   04:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak Sekolah Daring Banyak Dikeluhkan, Siapa yang Patut Disalahkan? SUMBER :arisdanysetyawan

Kondisi ini lagi-lagi akan memicu keluhan dari orang tua siswa, sebab ada jutaan dari mereka yang hanya untuk membeli beras saja tidak ada,  apalagi untuk membeli kuota internet. Keterbatasan ekonomi memang kurang tepat jika digunakan sebagai alasan perihal pendidikan. Akan tetapi, pada kenyataanya hal ini akan sangat menyangkut bagi orang orang yang hidup dalam keadaan menengah kebawah. Apalagi jika orang tua tidak memiliki pekerjaan, runyam sudah problematika ini. 

Hal yang memicu keluh kesah  yang terakhir ini tak bisa dipungkiri adanya. yang kemudian tidak kalah membuat orang tua pusing adalah harus menjadi guru saat dirumah. Jika biasanya guru adalah orang tua saat disekolah maka hal ini akan berbanding terbalik. 

Saat ini orang tua adalah guru saat dirumah. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Peranan orang tua yang biasa hanya memberikan dukungan materil dan moril kini bertambah. Mereka  juga harus memberikan bimbingan pembelajaran selayaknya seorang guru di sekolah. 

Mulai mengawasi saat mengerjakan tugas, mengoreksi hasil pekerjaan anaknya, merekam video anak saat bernyanyi, mengirim tugas dan sebagainya. Kerepotan orang tua khususnya ibu sangat tepat jika dinilai memberatkan sebab selain harus mengatur mengurusi rumah juga harus mengajar anaknya. Belum lagi jika anak mulai bosan dan resek maka tak jarang dari sebagian ibu akan naik pitam dibuatnya.

Setelah melalui serangkaian permasalahan di atas maka akan timbul pernyataan siapakah pihak yang patut disalahkan ? pemerintah? Bukan, pemerintah dalam hal ini sebagai instansi tertinggi sudah tepat untuk mengambil keputusan merumahkan seluruh peserta didik. 

Sebab keselamatan siswalah yang menjadi faktor utama  kepada  dan merekalah harapan bangsa di masa depan akan ditumpuhkan. Atau kita harus menyalahkan Menteri Pendidikan? 

Hal ini juga salah, Menteri Pendidikan yang sudah tahu hiruk pikuk dalam kelembagaan pendidikan tentu sudah melakukan upaya terbaiknya dengan terus berusaha memberikan tayangan edukasi di televisi nasional. Hal ini adalah bukti bahwa Kementerian Pendidikan tak tinggal diam dalam menyikapi persoalan ini. 

Keputusan Kemendikbud yang di naungi bapak Nadiem Makarim  untuk sementara tidak  membuka sekolah terlebih dahulu juga memiliki dalil yang kuat. Apalagi kalau bukan keselamatan siswa dan guru. 

Proses belajar mengajar dengan tatap muka dinilai bisa menjadi klaster penyebaran COVID- 19 dan tentu saja membahayakan keselamatan kedua penggerak roda pendidikan ini. dan jika hal ini terjadi makan akan disayangkan sekali. kalau Kementerian Pendidikan kurang tepat untuk disalahkan dalam persoalan ini terus siapa lagi? Pihak sekolah? Tentu saja hal ini kurang tepat lagi. 

Lembaga pendidikan khususnya sekolah hanyalah mengikuti instruksi dari atasan. Dan mereka melakukan itu semata-mata untuk menghindari suatu kejadian yang tidak diinginkan pada peserta didiknya. Dalam hal ini sekolah juga tidak bersalah.

Lantas siapa lagi jika semua lembaga kurang tepat untuk disalahkan? Ataukah kita harus menyalahkan diri sendiri? Sekali lagi jawabannya tidak, kita sebagai seorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan sudah melakukan hal yang sepatutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun