Mohon tunggu...
Dwi Ardian
Dwi Ardian Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi

Pengumpul data belajar menulis. Email: dwiardian48@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mewaspadai "Fenomena" yang Menyertai Piala Dunia

13 Juni 2018   15:54 Diperbarui: 13 Juni 2018   16:00 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perhelatan pertandingan sepak bola terbesar sejagad raya tinggal menghitung jam. Antusiasme dari para penikmatnya seakan menandingi euforia Bulan Ramadan dan idulfitri. Setiap orang punya tim unggulan masing-masing dan setiap orang seakan tidak mau ketinggalan menjadi para analis pertandingan. Semua dipersiapkan untuk menyambutnya, mulai dari atribut berupa pakaian kebanggaan hingga fasilitas nonton serta embel-embel lainnya. Tidak ada yang salah selama dalam koridor kewajaran atau tidak melampaui batas.

Umat Islam juga tidak ketinggalan, apalagi peserta piala dunia 2018 yang berasal dari negara berpenduduk muslim juga besar. Tercatat ada 6 negara muslim yang akan meramaikan gelaran piala dunia 2018 seperti Maroko, Tunisia, Mesir, Senegal, Arab Saudi, dan Iran. Ditambah lagi fenomena Moh. Salah yang telah cukup menyita perhatian publik dunia sepak bola belakangan ini.

Sebagai umat Islam yang mengimani bahwa semuanya telah diatur dengan baik dalam ajaran Islam, ada rule yang harus kita perhatikan bersama. Di antara hal itu ialah apa yang bisa merusak akidah kita. Islam adalah agama yang sangat rasional, sangat masuk akal.

Ketika dunia Barat dan negara maju lainnya telah mengklaim bahwa mereka dengan perkembangannya adalah yang paling rasional ternyata tidak demikian dengan praktiknya. Mereka ternyata masih "terikat" dengan takhayul, khurafat, dan mitos-mitos yang ternyata begitu diperangi di dalam Islam.

Di antara fenomena itu menyertai piala dunia yang telah berlalu dan masih terus diadopsi hingga sekarang.

Ramalan

Di tengah klaim rasional dari mereka ternyata mereka begitu bertentangan dengan praktiknya. Kita mungkin masih ingat fenomena Paul si gurita peramal di piala dunia 2010, selain itu masih ada lagi hewan lain seperti babi, gajah, burung, anjing, dsb. Sesuatu yang tentunya di luar logika berpikir kita.

Islam ternyata mengatur itu dengan baik dan mengajak kita berpikir logis. Islam menganggap perbuatan itu sebagai salah satu dosa besar. Mendatangi diancam dengan salat selama 40 hari tidak diterima dan apabila sampai mempercayai bisa dianggap telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. (Lihat HR Muslim dan HR Ahmad) Bahkan, meskipun itu hanya sekedar iseng tetap tidak diperbolehkan.

Islam tidak melarang prediksi-prediksi berdasarkan hitung-hitungan dan statistik dari tim dan kondisi pemain karena itu ada hubungan sebab akibat yang logis. Adapun, meramal dengan bantuan manusia (baca: paratidaknormal) bahkan binatang atau berbagai tanda-tanda lainnnya, itu jelas bertentangan dengan prinsip ajaran Islam.

Saksikanlah, bagaimana Islam begitu logis dan mengajak kita untuk realistis!

Thiyaroh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun