Walaupun negara berkembang bisa menawarkan peluang investasi yang besar, namun tekanan country risk tidak bisa kita hindari dan harus dikelola dengan hati-hati. Risiko seperti perubahan regulasi secara mendadak, korupsi, dan negara yang tidak aman akan tetap ada di negara berkembang. Investor harus berhati-hati dan memiliki strategi yang kuat untuk mengelola risiko-risiko tersebut. Agar para investor tetap tertarik dengan banyaknya risiko yang ada, negara berkembang perlu menjaga stabilitas politik serta memperbaiki sistem hukum yang berlaku di negara tersebut, dan dapat pula memberi insentif investasi seperti pajak rendah, subsidi, dan kemudahan izin usaha sehingga negara bisa bersaing dengan negara lain dalam menarik investasi.
Pada akhirnya, semua kembali pada bagaimana negara berkembang mengelola risiko tersebut dan bagaimana investor membaca peluang di balik ketidakpastian itu.
Country risk itu memang nyata dan tidak bisa diabaikan, tapi bukan berarti peluang investasi langsung tertutup. Banyak negara berkembang justru berhasil menarik investasi besar meskipun ada risiko. Kuncinya adalah bagaimana negara melihat risiko tersebut. bukan sebagai aib yang harus ditutupi, tapi sebagai tantangan untuk terus memperbaiki diri. Apabila negara berkembang serius dalam memanajemen resiko yang tepat, seperti memperbaiki hukum dan menjaga kestabilan politik di negaranya, kedepannya mereka dapat menjadi magnet investasi global. Investasi di negara berkembang bukan hanya soal cari aman, tapi soal keberanian membaca peluang dan kesiapan menghadapi risiko. Investor yang berani dan cerdas biasanya tahu, di balik risiko besar, ada potensi keuntungan yang juga besar.
Negara berkembang mungkin dipandang penuh risiko, tapi di balik ketidakpastian itu tersembunyi peluang luar biasa. Dengan keberanian dan strategi yang tepat, risiko bukan untuk dihindari, melainkan untuk ditaklukkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI