Guru wajib bersikap objektif: mendukung program yang baik, tetapi juga memberikan kritik membangun ketika implementasi program menyimpang dari tujuan semula.
4. Membangun kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat
Profesionalisme guru menuntut adanya komunikasi terbuka agar orang tua juga memahami tujuan MBG sekaligus ikut mengawasi kualitas makanan yang disediakan.
Penutup
MBG memang program dengan niat baik, tetapi tidak boleh dibiarkan menjadi sekadar jargon politik. Profesionalisme guru adalah benteng moral agar siswa tetap terlindungi, sehat, dan benar-benar merasakan manfaat dari program ini. Tanpa suara kritis dari guru, MBG berisiko hanya menjadi “makan bergizi yang tidak bergizi.”
Sumber Data:
Detik (24 Juni 2024) – "Makan Bergizi Gratis Dialokasikan Rp 15.000 Per Porsi"
Tempo (3 Juli 2024) – "Anggaran Makan Gratis Masih Bermasalah di Daerah"
Kumparan (April 2024) – "Menu MBG di Kaltim Diganti Roti Tawar dan Sereal Instan"
Kompas TV (Juli 2024) – "Keracunan Massal MBG di Sukabumi"
Liputan6 & Detik (Juli 2024)