Oleh: Dr. Akhmad Aflaha, S.E., M.M.
Banyak mahasiswa tingkat akhir dibuat pusing tujuh keliling gara-gara tiga kata sakti ini: skripsi, tesis, dan disertasi. Tidak sedikit yang akhirnya menunda lulus, kehilangan motivasi, bahkan merasa trauma hanya karena naskah ilmiah yang tak kunjung selesai.
Namun apakah benar menulis karya ilmiah itu sesulit yang dibayangkan? Apakah semuanya harus selalu dimulai dari kata “pengaruh”? Jawabannya: tidak selalu.
🧠 Berpikir Ulang Soal Judul: Tidak Harus "Pengaruh"
Sudah terlalu sering kita melihat judul-judul seperti:
"Pengaruh X terhadap Y pada Z."
Padahal, banyak pendekatan lain yang lebih kaya secara akademik. Misalnya:
- Analisis hubungan antara X dan Y…
- Studi deskriptif tentang fenomena…
- Eksplorasi dinamika sosial di lingkungan Z…
- Tinjauan atau studi kasus pada peristiwa X…
Dengan menghindari kata “pengaruh”, kita justru membuka ruang eksplorasi yang lebih luas, terutama bagi mereka yang tidak menggunakan metode kuantitatif.
✍️ Menulis Itu Mudah Jika Tahu Alurnya
Setiap karya ilmiah — baik skripsi, tesis, atau disertasi — umumnya terdiri dari lima bab:
-
Bab I – Pendahuluan
(Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika) Bab II – Tinjauan Pustaka
(Teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang relevan)-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!