Mohon tunggu...
Rizky Ramadhan
Rizky Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar

Halo, Saya Rizky, seorang pelajar dari SMA Al Azhar 24 Boarding School. Semoga dengan tulisan yang saya buat dapat menambah wawasan bagi kalian!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampung Naga: Menolak Listrik karena Anti-Modernisasi?

30 Juli 2025   16:47 Diperbarui: 30 Juli 2025   16:47 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada tanggal 25 November , 2024, Penulis melaksanakan Travelling Research yang bertempat di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Penulis kemudian menyiapkan sebuah judul sebagai bahan untuk riset yang akan dilakukan disana. Masalah yang ditekankan oleh penulis dalam tulisan ini terkait ketiadaan listrik di Kampung Naga. Lantas, sesungguhnya apakah benar Kampung Naga menolak listrik karena anti modernisasi? Simak baik- baik tulisan berikut.

Untuk menjawab judul besar tersebut, tentunya Penulis harus menanyakan hal demikian pada yang bertanggung jawab atas kampung tersebut, yakni Kepala Desa/ Pak Kuncen dan Pemangku Adat. Singkat cerita, setelah melakukan wawancara, Penulis mendapat kesimpulan bahwasanya Kampung Naga bukanlah anti modernisasi, melainkan ada 3 hal yang menjadi pertimbangan untuk permasalahan ini. Pertama, Kampung Naga berada di dekat DAS Ciwulan. Dengan kondisi tersebut, Pak Kuncen mempertimbangkan risiko yang akan terjadi jika Kampung Naga memiliki akses listrik, yaitu korslet yang dapat menyebabkan kebakaran. Menurut Pak Kuncen, mungkin kebakaran rumah dll dapat diatasi, namun ada hal yang berada diluar jangkauan bila kebakaran tersebut merembet ke hal lain, kebakaran jiwa. Kedua, ini adalah tradisi yang dibawa dan dilestarikan dari leluhur mereka, tapi untuk alasan jelasnya, mereka pun kehilangan jejak sejarah dikarenakan kerusuhan DI/TII pada tahun 1956 yang membakar kampung mereka. Ketiga, menghindari kesenjangan sosial ataupun kecemburuan sosial. Mengapa demikian? Pak Kuncen mengibaratkan dengan satu skenario: Apabila ada satu rumah yang memiliki TV ataupun mesin cuci, Pak Kuncen khawatir apabila tetangganya iri terhadap rumah yang memiliki teknologi yang tidak dimiliki rumah lain.

Mungkin itulah hasil dari riset singkat yang Penulis lakukan. Semoga dengan tulisan ini dapat menambah wawasan atau bisa bermanfaat bagi para pembaca. Bilamana ada salah informasi atau informasi tambahan yang tidak dijangkau oleh Penulis, silakan untuk menambahkannya di kolom komentar. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun