"P"
Saya menerima banyak sekali pesan yang diawali dengan satu huruf itu saja, baik di WA, line, juga menu private message di sejumlah akun media sosial.Â
Dari obrolan dengan beberapa teman, saya baru tahu kalau itu merujuk pada "Ping" seperti yang dulu nge-tren di kalangan pengguna BBM. Sayangnya, jika saya cukup menoleransi "Ping" karena memang didesain khusus dengan menyediakan tombol tersendiri, sama sekali tidak dengan "P".
Saya tidak ingat kapan pertama kali menerima pesan "P" ini. Tapi belakangan memang cukup marak. Dalam kasus saya, pesan seperti ini umumnya dikirim oleh dedek-dedek emesh atau mereka yang lebih muda dari 25 tahun. Relasi saya yang lebih tua rasanya tidak pernah mengirim pesan seperti itu.
Kalau yang mengirim adalah orang dikenal, masih saya ingatkan untuk tidak lagi membuka obrolan dengan "P". Namun jika pengirimnya orang tidak dikenal, dipastikan semua pesan tersebut saya abaikan, sepenting apapun itu. Malas meladeni.
Rupanya bukan saya sendiri yang merasa demikian. Saya menemukan sebuah kumpulan screenshot percakapan WA yang diawali dengan "P" di akun FB seorang teman yang kesal luar biasa.Â
Bukan tanpa sebab, semua chat tersebut dikirim oleh calon pelamar kerja yang seharusnya bersikap santun pada orang/perusahaan yang mereka tuju. Tentu saja semua lamaran itu langsung ditolak, bonus ceramah tutorial santun berkirim pesan.
***
Dear dedek dedek emesh atau kalian yang masih hobi menyapa dengan "P" ...
Sebetulnya tidak masalah sih jika kalian hanya melakukan hal tersebut di lingkup pertemanan atau orang-orang yang sudah kalian kenal dekat. Namun menjadi masalah ketika kalian membawa kebiasaan itu pada orang-orang yang lebih tua atau mereka yang belum dikenal sebelumnya.Â
Terlebih kalau kalian yang dalam posisi butuh bantuan. Selain menjengkelkan, kalian akan dicap sebagai manusia yang tidak santun dan tidak beradab. Memangnya mau begitu?
Ayolah, menjadi generasi santun itu tidak sulit kok. Cukup ketikkan salam, sebutkan nama dan informasi data diri singkat (poin plus jika bisa memberi tahu dari mana mendapat kontak ybs), serta keperluan. Jangan lupakan ucapan terima kasih atau salam penutup.Â
Berikut contohnya :
Selamat siang, Pak Archewe Johnson. Â Saya Arako, blogger Kompasiana Palembang. Saya dapat kontak Bapak dari Mas Okis adiknya Mas Kulin.Â
Kabarnya Bapak sekarang sedang mencari orang untuk bikinkan akun IG kucing-kucing Bapak. Apakah lowongan tersebut saat ini masih tersedia?Â
Mohon saya dikabari segera ya, Pak. Terima kasih.
Tuh. Gampang kan?Â
Yuk, biasakan diri menjadi generasi santun dan beradab.
Jangan sampai pesan pentingmu terabai (atau dalam kasus saya, sengaja diabaikan) hanya karena sebuah "P". Rugi lho ...
Salam dari Tepian Musi