Sedangkan dampak psikologi dan sosial yang dialami pasien adalah gangguan kecemasan, berjuan untuk menjadi normal, harga diri (self esteem) negative, kesedihan dan kepasrahan serta adanya stigma negative dari masyarakat bahwa kanker leher rahim terjadi akibat dari suka bergonta-ganti pasangan seksual atau wanita yang memiliki pasangan yang tidak setia. (Wardani, Ambarwati & Suryandari 2015; Kusumanintyas, 2018).
Tips Pencegahan Kanker Serviks Pada Remaja
Beberapa hal yang dapat dilakukan remaja untuk mencegah timbulnya kanker serviks pada organ reproduksi antara lain sebagai berikut:
1. Mengatur aktivitas fisik dan asupan gizi
Aktivitas fisik yang rutin seperti olahraga akan memberikan pengaruh positif terhadap tubuh perempuan, pemenuhan nutrisi dan gizi juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam pencegahan keluhan yang timbul. Pengaturan pola makan, kecukupan protein dan kalsium perlu diperhatikan diusia muda (remaja). Penting pula untuk menghindari konsumsi alcohol, rokok dan kafein yang berlebihan (Yulistina, 2017).
2. Imunisasi HPV
Pengetahuan remaja akan vaksin juga diperlukan sebagai salah satu pencegahan terjadinya kanker serviks. Imunisasi HPV (Human Papillomavirus) diberikan kepada anak-anak, baik perempuan maupun laki-laki dengan usia yang tepat untuk menerima vaksin ini adalah 10-13 tahun. Vaksin ini diberikan sebagai upaya memberikan perlindungan terhadap risiko virus penyebab kanker serviks (bersifat wajib dan dibiayai negara).
3. Mengganti pakaian dalam dan menjaga kebersihan area kewanitaan.
Dengan adanya edukasi mengenai kesehatan reproduksi, diharapkan para orang tua dapat membersamai anak-anaknya dalam memberikan pengetahuan akan kebersihan area kewanitaan dan sering mengganti pakaian dalam agar tidak menyebabkan sumber bakteri dan penyakit. Area genetalia dapat dibersihkan menggunaan air mengalir, tanpa perlu menggunakan sabun- sabun kewanitaan dan sejenisnya karena dapat mengubah kadar pH yang seharusnya.
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara berkala