Sudut pandang adalah cara atau posisi narator (pencerita) dalam menyampaikan cerita kepada pembaca. Dengan kata lain, sudut pandang menentukan siapa yang "berbicara" dalam cerita dan dari sisi siapa pembaca melihat peristiwa-peristiwa dalam cerita itu.
Dalam cerpen "Langkah yang Terlambat", penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu, di mana narator mengetahui lebih dari sekadar tindakan tokoh utama. Sudut pandang ini memungkinkan pembaca tidak hanya memahami perasaan Dira sebagai tokoh sentral, tetapi juga memahami situasi emosional Naya yang tersirat dalam narasi. Dengan sudut pandang ini, cerita terasa lebih menyeluruh karena pembaca dapat melihat bagaimana konflik dalam pertemanan itu berdampak pada kedua tokoh secara emosional, meskipun tidak selalu dijabarkan secara eksplisit. Pilihan sudut pandang ini membantu memperkuat pesan moral tentang penyesalan dan kehilangan dalam hubungan persahabatan.Â
Sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah gaya penceritaan dengan kata ganti "ia, dia, mereka, nama tokoh" Pada penceritaan ini pengarang bertindak sebagai narator yang mengetahui segalanya tentang tokoh. Tidak hanya tindakan yang terlihat, tapi juga pikiran, perasaan, ide, dan motivasi para tokoh.Â
Ciri-ciri:
Menggunakan kata ganti dia/ia/nama tokoh.
Pengarang tahu apa yang dirasakan dan dipikirkan tokoh.
Pengarang bisa masuk ke batin semua tokoh, tidak terbatas satu saja.
Cerita lebih lengkap karena pembaca diajak tahu isi hati dan konflik batin para tokoh.
Contoh: (Sudut Pandang Cerita sesuai cerpen "Langkah yang Terlambat")
"Dira mengingat bagaimana ia dulu begitu bergantung pada Naya. Saat keluarganya bertengkar, saat ia gagal ujian, atau ketika ia merasa dunia terlalu berat---Naya selalu menjadi pendengar setia. Tapi saat Naya butuh didengar, Dira malah terlalu sibuk menjadi orang yang 'disukai semua orang'. Sementara itu, Naya sering pulang dengan hati hampa, menahan tangis karena merasa tidak lagi dibutuhkan. "
Disini jelas menggambarkan isi hati dan pikiran Dira. Pada kalimat terakhir ("Sementara itu, Naya...") menunjukkan isi hati Naya, padahal Dira tidak sedang berbicara dengan Naya saat itu, ini menandakan narator tahu perasaan kedua tokoh, bukan hanya Dira, maka ini disebut orang ketiga serbatahu.