Mohon tunggu...
aqidatul izzah
aqidatul izzah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

mahasiwi uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Ilmu, Filsafat, dan Agama"

17 Februari 2020   06:50 Diperbarui: 9 Maret 2020   12:38 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut IBNU SINA yang merupakan filsuf besar ahli agama dan sarjana muslim yang termasyhur, berbicara bahwa manusia sanggup: makan, tumbuh, berkembang biak, pengamatan terhadap hal-hal yang istimewa, pergerakan dibawah kekuasaan, ketahuan dari hal-hal yang umum, dan berkehendak memilih yang bebas.

Dan masih banyak lagi para filsuf yang mengemukakan pendapat tentang perbedaan antara manusia dengan hewan. Julien Ofron, Charles Robert, Blaise Pascal, Ibnu Khaldun, as-syaikh Musthafa al-maraghi, William Ernest, Hocking, dan masih banyak lagi.

Bab selanjutnya menjelaskan tentang manusia adalah makhluk pencari kebenaran, seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali bertanya, selanjutnya adalah "manusia adalah hewan yang berpikir". Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir, berpikir adalah bertanya, bertanya adalah mencari jawaban, mencari jawaban adalah mencari kebenaran, mencari jawaban tentang tuhan, alam, manusia, jadi, manusia adalah makhluk pencari kebenaran.

Bab selanjutnya tentang teori pencari kebenaran. Setelah kita membaca dari bab sebelumnya dapat ditangkap bahwa manusia adalah makhuk pencari kebenaran. Munculnya tiga teori yaitu, teori korespondensi: kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian.

Yang kedua adalah teori konsistensi tentang kebenaran, menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa: kesesuaian antara beberapa pernyataan lain yang sudah lebih dulu kita ketahui, kedua putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian oleh keputusan yang terdahulu dan diakui kebenarannya. Yang ketiga adalah teori pragmatis tentang kebenaran, adalah kebenaran sepanjang proporsi itu berlaku.

Pada bab selanjutnya menjelaskan tentang masalah manusia, yang dimaksud disini ialah segala sesuatu yang dipermasalhkan manusia termasuk didalamnya manusia sebagai masalah. 1,) alam sebagai masalah manusia yang menjadi hal yang menarik adalah para filsuf Yunani kuno ialah masalah alam, hal ini munculnya kelompok filsafat alam yang ditokohi oleh THALES, anaximandros, dan ANAXIMENES. Sedangkan kelompok filsafat alea elea memandang sarwa yang ada itu satu dan tidak berubah-ubah. Kemudian muncul lagi kelompok filsafat alam yang kedua diokohi oleh EMPEDOKLES, ANXAGORAS, LEUKIPOS,  dan DEMOKRITOS. Demikian yang menjadi maslah manusia pada zaman pra-SOKRATES.

Dan banyak sekali masalah manusia disini seperti : masalah hidup manusia, masalah asasi manusia. yang menjadi masalah kita sekarang ialah dengan cara apa dan bagaimana manusia memecahkan masalah-masalah itu? Atau dengan perkataan yang lain: dengan cara apa dan bagaiman manusia mencari dan menemukan kebenaran? Walaupun barangkali masih ada cara lain, akan tetpi menurut penulis ada tig acara manusia mencari dan menemukan kebenaran, dengan ilmu pengetahuan, dengan filsafat, dan dengan agama.

Pada bab selanjutnya membahas tentang ilmu pengetahuan, disini dijelaskan bahwasanya pengetahuan biasa dan imu pengetahuan itu berbeda. Menurut Prof. I.R. PUDJAWIJATNA bahwa pengetahuan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, itulah yang disebut dengan pengetahuan. Menurut Dr. MOHAMMAD HATTA menulis bahwa pengetahuan yang didapat dari pengalam disebut pengetahuan pengalaman atau ringkasan pengetahuan, pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu.

Dan dapat kita simpulkan bahwasanya pengetahuan adalah faham suatu subjek (akal, pancaindera dll, untuk mengetahui sesuatu) mengenal objek (benda yang diselidiki oleh pengetahuannya) yang dihadapinya..

Menurut si penulis, beliau membagi menjadi empat macam:

  • Pengetahuan biasa: pengetahuan tentang hal-hal yang biasa, yang sehari-hari kita bisa temukan.
  • Pengetahuan ilmiah: pengetahuan tentang Sistema atau metode
  • Pengetahuan filosofis: ilmu yang istimewa atau ilmu yang mencoba menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu biasa.
  • Pengetahuan theologis: pengetahuan keagamaan...  Sekian dari hasil review buku dari saya ... semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun