Oleh aqidatul izzah
Judul buku : Ilmu, Filsafat, dan Agama
Penulis : H. Endang Saifuddin Anshari, M.A.
Jumlah halaman : 208 halaman
Tahun : 1987
Penerbit: PT bina ilmu Surabaya
Pada bab awal menjelaskan tentang perbedaan asasi antara manusia dengan hewan, "apakah perbedaan asasi dengan hewan?". Pertanyaan ini sering dipertanyakan dari zaman ke zaman dengan jawaban yang berbeda-beda. Salah satu tokoh yang menjawab ialah DARWIN dan ERNST HAECKEL, DARWIN mengemukakan bahwa manusia sejajar dengan binatang.Â
Sedangkan ERNST HAECKEL seorang sarjana filsuf berkebangsaan jerman menganut apa yang dikemukakan oleh DARWIN yaitu "tempat manusia "sudah jelas sama sekali". Tidak ada sanksi bahwasanya manusia dalam segala hal sungguh-sungguh adalah binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui". Semakin lama perkembangan ilmu pun semakin maju, maka psyche manusia telah kita kenal sebagai "jumlah total fungsiotak".
Jelaslah pandangan Haeckel diatas pandangan secara naturalistis tegasnya secara biologis, bahkan secara animalistis. Memang kalua dilihat dari segi fisiologisnya semata-mata manusia itu adalah sebangsa hewan biasa, ia tidak memiliki kekuatan yang besar , tidak memiliki kecepatan yang dalam gerak, tidak memiliki ketajaman dalam mata.
Menurut ARISTOELES yang merupakan seorang filsuf yang terbesar memberikan definisi bahwa manusia adalah hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, berbicara berdasarkan akal pikirannya, beliau pun mengajukan pendapay lain yaitu manusia adalah hewan yang berpolitik, hewan yang membangun masyarakat diatas family-famili menjadi pengelompokan yang impersonal.