Beberapa sungai dan danau di dunia memiliki warna yang tidak biasa. Salah satu yang paling terkenal adalah Cano Cristales di Kolombia, yang disebut "sungai lima warna". Air sungai ini dapat berubah menjadi merah, biru, hijau, dan kuning akibat keberadaan ganggang unik bernama Macarenia clavigera.
Sementara itu, di Australia, terdapat Danau Hillier, yang memiliki air berwarna merah muda terang. Ilmuwan menemukan bahwa warna ini berasal dari mikroorganisme Dunaliella salina, yang menghasilkan pigmen merah sebagai perlindungan dari sinar matahari.
Di Indonesia, fenomena serupa juga terjadi di Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur. Danau ini memiliki tiga warna berbeda yang bisa berubah dari waktu ke waktu, akibat reaksi kimia antara mineral dan gas vulkanik di dalamnya.
4. Cahaya Aneh Sebelum Gempa: Earthquake Lights
Beberapa orang mengaku melihat kilatan cahaya aneh di langit sebelum gempa bumi terjadi. Cahaya ini disebut "earthquake lights" (EQL) dan biasanya muncul sebagai cahaya putih, biru, atau ungu yang berpendar di langit selama beberapa detik hingga menit.
Fenomena ini pernah dilaporkan sebelum gempa bumi besar di Peru tahun 2007 dan Jepang tahun 2011. Para ilmuwan menduga bahwa cahaya ini terjadi akibat pelepasan muatan listrik dari kerak bumi yang mengalami tekanan besar sebelum gempa terjadi.
5. Bola Petir yang Melayang di Udara
Bola petir adalah fenomena aneh di mana bola cahaya berwarna kuning atau putih melayang di udara selama badai petir. Ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami mekanisme di balik fenomena ini, tetapi beberapa teori menyebutkan bahwa bola petir mungkin disebabkan oleh ionisasi gas di udara akibat listrik statis.
Bola petir pernah dilaporkan muncul di berbagai negara, termasuk Rusia, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Beberapa saksi mata bahkan mengaku melihat bola petir masuk ke dalam rumah sebelum akhirnya menghilang atau meledak.
6. Batu Berjalan di Gurun
Di Racetrack Playa, California, terdapat fenomena unik di mana batu-batu besar tampak bergerak sendiri, meninggalkan jejak panjang di tanah. Fenomena ini membingungkan ilmuwan selama bertahun-tahun hingga akhirnya ditemukan bahwa pergerakan batu ini terjadi saat malam hari, ketika lapisan es tipis terbentuk di permukaan tanah.