Mohon tunggu...
A pulo
A pulo Mohon Tunggu... -

saya hanyalah manusia yang selalau berlari menemui kerinduanku pada Sang Maha Pemberi kebahagiaan. akan kucoba mengejewantahkan yang kumiliki sebagai wujud pencarianku. ku sediakan seluruh raga dan jiwaku untuk dihampiri oleh ilmu dan Hikma-MU dengan itu aku akan mudah melampiaskan kerinduanku pada-Mu dan menemui-MU. Bebaskan dan biarkan ku tulis sebagai pencarianku pada_mu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sesuai Dengan Prediksiku

21 Agustus 2010   16:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah lebih dari sepuluh hari kita berpuasa. Bagi yang melakasanakan shalat tarwih berarti sudah lebih dari sepulu malam. Pada awal-awal puasa antusias umat islam untuk shalat sangat tinggi berbeda dengan bulan-bulan selain bulan ramadhan. Tapi fenomena itu tidaklah bertahan lama karna semangat untuk itu mengikut seiring dengan semakin banyaknya jumlah puasa.
Ketika saya shalat tarwih tadi (malam ke-12 bulan ramadhan) di masjid, tidak seperti biasanya. Karna awalnya untuk shalat saja hampir tidak dapat tempat untuk membentangkan sejadah. jumlah saf shalat dari depan sampai belakang bahkan di teras masjid juga ful oleh jama’ah. Tapi sekarang telah menyusut hampir setengah dari sebelumnya.
Kenapa sampai begitu? Apakah ramadahan hanyalah sebuah bulan yang hanya meriah pada penyambutan dan awalnya. Saya teringat kara pak ustat bahwa: ‘iman manusia itu tidaklah stabil tapi naik turun’. Saya sepakat dengan perkataan tersebut, karna saya sudah pernah merasakannya dan mungkin apa yang telah terjadi pada sebagaian kaum muslimin yang melakasankan puasa maupun shalat tarwih. Tapi iman bisa dipupuk sehingga dapat meningkat. Jadi mungkin bagi umat muslim yang frekuensi ibadahnya sudah mulai menyusut, itu karna imannya tidak diperbaharui.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun