Mohon tunggu...
Apriyan Sucipto SH MH
Apriyan Sucipto SH MH Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Vivere Pericoloso

Apriyan Sucipto, SH,M.H anak ke 4 Dari 4 Bersaudara. Punggawa di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

The Big Five Mammals - TNWK

4 Agustus 2023   08:52 Diperbarui: 4 Agustus 2023   08:54 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah, dari sekian banyaknnya spesies didunia diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa didunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1.3% dari luas daratan didunia. 

Indonesia  merupakan negara dengan kekayaan terbesar didunia. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan terbesar dalam hal kekayaan mamalia. 

Indonesia juga terkenal unik dengan berbagai jenis satwa endemiknya, gajah sumatera ( Elephant maximus Sumatranus)  yang hanya ditemukan di Sumatra ini menjadi salah satunya.

Gajah Sumatera merupakan hewan dengan status dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999 dan Clime kritis oleh Lembaga Konservasi dunia atau IUCN. 

Hal ini disebabkan oleh banyaknya ancaman dari segala bentuk perdagangan dan perburuan liar, hilangnya habitat, hingga konflik yang dapat terjadi antara gajah dengan pemukiman masyarakat sekitar. 


Maka dari pada itu salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kekayaan kekayaan yang terkandung di Taman Nasional Way Kambas ini, lebih tepat dengan cara dan langkah langkah KONSERVASI.

KONSERVASI Merupakan upaya mempertahankan dan melindungi spesies yang berisiko mengalami kepunahan. sehingga keberadaannya bisa terus berkelanjutan dan memininalisir dari kepunahan untuk masa masa yang akan datang.  Konservasi juga dapat diartikan sebagai Upaya Suaka dan Perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan. Kegiatan Konservasi selalu berhubungan dengan suatu Kawasan, yang Kawasan itu sendiri mempunyai Pengertian yakni Wilayah dengan fungsi utama lindung, dan budidaya sesuai dengan apa yang terkandung dalam UU No 32 Tahun 2009.

Taman Nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang telah memiliki kelembagaan cukup kuat di berbagai negara.  Contohnya seperti Taman Nasional yang berada di Provinsi Lampung yakni Taman Nasional Way Kambas, yang ditetapkan sebagai Kawasan Taman Nasional berdasarkan SK Menhut. No 44/ Menhut II/1989. Hal ini juga berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 144/ KPTS/II/1991 yang pengelolaan kawasannya dilakukan oleh SUB Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) kemudian melalui Surat Keputusan Menteri  Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1997 tanggal 13 Maret 1997 ditetapkan dan dinyatakan menjadi Balai Taman Nasional Way Kambas.  Luas 125,621,30 Ha yang secara Administrasi terletak pada 2 (dua) Kabupaten yakni Lampung Timur dan Lampung Tengah, berbatasan dengan 10 Kecamatan dan 37 Desa.  Taman Nasional way Kambas, dikelola dengan sistem zonasi dan terbagi menjadi beberapa zona, yakni : Zona Rimba, Zona Rehabilitasi, Zona Khusus, Zona Religi, Adanya Zona Khusus di Taman Nasional Way Kambas diharapkan menjadi upaya memaksimalkan pelestarian Badak Sumatra yang ada di SRS . 

Upaya Konservasi di Taman Nasional merupakan Strategi demi tercapainya tujuan utama dari Konservasi itu Sendiri, yaitu Pengawetan, Pelestarian dan Perlindungan. ( III - P ). Taman Nasional Way Kambas banyak memiliki kegiatan yang mendapat support dan dukungan dari lembaga dan Mitra yakni diantaranya sebagai berikut ;- Perlindungan Spesies, Pengawetan Flora dan Fauna, Pemulihan Ekosistem, Pengembangan Wisata Alam, serta adanya Pemberdayaan Masyarakat sekitar Penyangga. hal ini sesuai dengan visi dari Taman Nasional Way Kambas, yaitu : " Terwujudnya Taman Nasional Way Kambas sebagai habitat ideal bagi satwa liar Sumatera yang dilindungi, dan membawa Kemandirian serta Kesejahteraan Masyarakat sekitar "  Permasalahan yang ada di Taman Nasional Way Kambas, yakni ; Gangguan Gajah ke Lahan Pertanian, Kebakaran Hutan, Perburuan Liar, dan Pencurian Hasil Hutan.

Kebijakan Pemanfaatan dan Pengelolaan Taman Nasional Way Kambas , diantaranya Pengembangan Obyek Wisata Alam di Kawasan Konservasi ditekankan kepada : Partisipasi Masyarakat, Keberpihakan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pelaksanaan Demokrasi Ekonomi, yang berbasis  kepada kekuatan rakyat dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Penerapan kemitraan usaha dibidang Pengusahaan pariwisata alam, memperluas kesempatan  berusaha dengan keterlibatan masyarakat setempat / desa penyangga, kelompok usaha dengan ekonomi kecil,  menengah dan besar,  BUMD, BUMN dan koperasi dalam berbagai  kualifikasi bidang usaha kegiatan pariwisata alam, memperluas  bidang kegiatan pengusahaan pariwisata  alam yang tidak saja terbatas dalam bidang sarana akomodasi wisata alam, namun mencakup pula dengan berbagai kegiatan wisata alam baik yang bersifat sesaat / musiman maupun sepanjang tahun.

Keragaman satwa serta ekosisten yang dimiliki Taman Nasional Way Kambas menjadikan TNWK ini ditetapkan menjadi ASEAN Heritage Parks (AHPs) ke 36 pada Tahun 2016. dimana, atas dasar Keunikan, Keragaman dan Nilai-nilai luar biasa dari keanekaragaman hayati dan ekosistem didalamnya, terutama bagi mamalia besar, satwa karismatik lainnya. 

Taman Nasional Way Kambas terkenal dengan "The Big Five Mammals"  yakni Tapir ( Tapirus indictus), Gajah Sumatera (Elephant Maximus Sumatranus), dan Beruang Madu (Helarctos malayanus), Badak Sumatera (Dicerorhinus maximus sumatranus) dan Harimau Sumatra (Panthera Tigris). Berbagai tipe ekosistem di Taman Nasional Way Kambas seperti Ekosistem mangrove, pantai riparian, hutan rawa air tawar, dan hutan dipterokarpa dataran rendah telah menjadikan Taman Nasional Way Kambas sebagai habitat bagi macam spesies rawa.

TAPIR ( Tapirus Indictus )

Hewan asal Sumatera yang pemalu dan hampir punah, menjadi salah satu hewan langka  dan dilindungi di Indonesia khususnya di pulau sumatera, secara alamiah hewan ini tersebar di seluruh Pulau sumatera. meskipun demikian karena banyaknya areal tutupan dan vegetasi hutan yang sudah mengalami degradasi dan kerusakan, maka Hewan ini hanya ditemukan di kawasan tertentu. 

Hewan tapir berfungsi juga sebagai Hewan  Penebar biji dan Penting dalam menjaga Ekosistem Kawasan Hutan. Tapir Mamalia Primitif, Hewan pemalu paling primitif,  ciri khas yang menonjol dari hewan ini, adalah moncongnya, Tapir ini menggunakan moncongnya yang fleksibel itu untuk mengambil makanan, memetik daun dan buah dari pohon seperti belalai pada gajah. setelah bisa mendapatkan makananya, belalai tapir membawa makanannya ke mulutnya, Tapir termasuk pemakan tumbuhan tapi tidak termasuk tergolong hewan ruminansia, pakannya terdiri dari rumput, daun tumbuhan, air dan ranting. Tapir menandakan wilayah jelajahnya dengan air seni dan/atau air urine nya

Gajah Sumatera (Elephant Maximus Sumatranus)

Gajah sumatera hanya berhabitat di pulau Sumatera, Gajah sumatera berukuran lebih kecil dari Gajah Hindia. Gajah sumatera merupakan hewan mamalia yang terbesar di Indonesia, yang memiliki berat sekitar 6 ton. serta memiliki ketinggian 3,5 Meter pada bahu. Herbivora ini cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lainnya. Telinga yang besar membantu Hewan Gajah mendengar dengan baik, dan membantu mengurangi panas tubuh. Belalainya digunakan untuk mendapatkan  makanan  dan air,  dengan cara memegang atau mengenggam bagian ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup.

Gajah sumatera  ( Elephant Maximus sumatranus) merupakan satwa yang membutuhkan wilayah jelajah yang luas, hal ini karena gajah butuh rasa aman dan nyaman, agar aktivitas hariannya tidak terganggu seekor gajah membutuhkan ruang jelajah seluas 680 Ha, Terdapat 3 hal yang menentukan penggunaan habitat dan sumberdaya gajah sumatera, yaitu musim, aksebilitas dan gangguan. Aktivitas Gajah sangat dipengaruhi oleh kondisi habitatnya, habitat yang sesuai akan menjamin gajah dapat beraktivitas secara normal.

faktor faktor yang mempengaruhi gajah sumatera dalam memlih habitat ; yakni

1. Kemiringan,  Gajah sumatera merupakan hewan herbivora yang berukuran besar, kemiringan berpengaruh karena gajah cenderung menghindari kemiringan terjal, Hal ini dikarenakan ukuran tubuh yang besar  akan menyulitkan saaat bergerak pada dataran yang terjal.

2. Sumber Air,   Gajah sumatera Hewan yang memiliki ketergantyungan terhadap air, sehingga gajah cenderung memilih habitat yang terdapat sumber air untuk kebutukah makan dan berkubang.

3. Ketersediaan Sumber Mineral,  Guna menunjang proses metabolisme dalam tubuh Gajah, Gajah memerlukan garam mineral yang diperoleh dari daerah yang memiliki kandungan Garam.

4.Ketinggian Lahan, Gajah sumatera merupakan hewan herbivora yang berukuran besar, kemiringan berpengaruh karena gajah cenderung menghindari kemiringan terjal, Hal ini dikarenakan ukuran tubuh yang besar  akan menyulitkan saaat bergerak pada dataran yang terjal.  

5. Ketersediaan Pakan,  Gajah mencari habitat yang dapat memenuhi kebutuhan pakan hariannya yang mana sebesar 10% dari total bobot tubuhnya.

6. Tipe Hutan,  Gajah sumatera memiliki habitat dibeberapa  tipe hutan, yaitu hutan rawa, hutan gambut, hutan hujan da6taran rendah, dan dataran hutan hujan pegunungan rendah.

Gajah Liar  di Taman Nasional Way Kambas,  sering kali menjelajah sampai ke luar Kawasan, hal ini yang menjadi konflik dan/atau interaksi negatif antara Hewan Gajah dengan Manusia, yang hidup di Desa Penyangga di sepadan Hutan Konservasi Taman Nasional Way Kambas. Total jumlah Gajah di Taman Nasional Way Kambas sekitar 312 Ekor.

Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Beruang Madu termasuk  Familia Ursidae  dan merupakan jenis paling kecil dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah Fauna Khas Sumatera. Beruang Madu memakan aneka buah buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem, mereka juga memakan serangga, madu, burung dan binatang kecil.

Beruang madu dapat bertahan hidup sampai dengan rata rata usia 25-30 Tahun. Berdasarkan permen LHK nomor 106 Tahun 2018. Beruang madu merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi. Indonesia kaya akan hewan langka, Banyak hewan langka yang harus dilindungi agar tidak punah, salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia adalah Beruang Madu. Beruang Madu berwarna hitam dan memiliki garis berwarna Madu di bagian dada tengah.

 

Badak Sumatera (Dicerorhinus maximus sumatranus)

Salah satu upaya Konservasi Badak Sumatera melalui pengembangan green infrastructures , Upaya penambahan populasi satwa yang terancam punah yakni dengan melaksanakan program penangkaran semi in-situ, di Sumatran Rhino Sanctuary / Suaka Rhino Sanctuary / Suaka Rhino Sumatera (SRS). SRS yang dibangun pada Tahun 1998 dengan luasan 100 Ha  memiliki kapasitas untuk 5 individu Badak, yakni Andatu  (2013) dan Delia (2016) , O;eh Karena itukini di SRS, ada 8 Individu badak, yakni : Bina, Rosa, Ratu, Andalas, Andatu, Harapan, dan Delila, dan Sedap mirah, sehingga perlu Perluasan.

Harimau Sumatra (Panthera Tigris).

Keberadaan Harimau Sumatera di Taman Nasional Waykambas terpantau hasil survei tahun 2014 berjumlah 12 hingga 27 ekor ,  Hutan Konservasi Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu Kawasan penting bagi Pelestarian Hewan Satwa Harimau Sumatera.menurut Undang-undang no 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. populasinya terancam dengan perburuan dan perdagangan ilegal. yang bisa dilakukan  untuk menjaga Kelestarian Harimau Sumatera adalah :

1. Melstarikan habitat Harimau Sumatera.

2. Menindak pelaku perburuan Harimau Sumatera.

3. Melakukan penangkaran hariamu sumatera.

Tingginya konflik manusia dengan Harimau Sumatera dan ancaman perburuan satwa liar menggunakan jerat mengancam keselamatan dan kelestarian Harimau Sumatera, yang populasinya di alam diyakini hanya tinggal sekitar 500-600 ekor, menurut sumber dari Popuation Viability Analysys (PVA)

Harimau Sumatra termasuk Satwa yang harus dilindungi, dengan menjaga habitatnya maka secara tidak langsung turut serta   menjaga kelestarian  dan keanekaragaman hayati dan seluruh proses ekologis di dalam habitatnya, Harimau juga merupakan satwa penyendiri, sehingga harimau membutuhkan wilayah yang luas untuk dapat bertahan hidup.

Sarana Studi - Penelitian Pusat Lecture Gajah (PLG)

Taman Nasional Way Kambas memiliki Sarana Pusat Latihan Gajah, merupakan sarana pemerintah yang dijadikan sebagai pusat observasi hewan gajah, untuk penelitian dan pelatihan satwa gajah. Gajah merupakan salah satu satwa langka yang dilindungi Undang-Undang dari keberadaannya semakin menipis. Akibat menipisnya habitat alami serta gangguan terhadap satwa perburuan serta konflik dengan manusia.

di PLG, Mahout atau Pawang Gajah memelihara satwa gajah dengan penuh tanggung jawab , satu gajah per mahout. setiap hari mereka merawat satwa gajah, mulai memberi pakan, memberi vitamin dan memandikan.

Sarana SRS ( Sumatera  Rhino Sanctuary )

SRS dibangun sekitar tahun 1966 - Pusat Pengembangbiakan Badak  Sumatera dengan Nama Suaka Rhino Sumatera Sanctuary (SRS) dibangun di Taman Nasional Way Kambas, dimana suaka ini adalah suaka yang dibangun pertama kali di Indonesia, dengantujuan  sebagai upaya untuk menyediakan kawasan yang sangat luas dan lebih alami, yang diharapkan akan membuat badak sumatera berkembang biak, SRS juga berperan sebagai pusat operasi perlindungan badak in-situ.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun