Mohon tunggu...
Aprima Fitria Candra
Aprima Fitria Candra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Saya Mahasiswa semester satu Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Jakarta, yang memiliki ketertarikan pada bidang pendidikan, sosial dan penulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kurangnya Kesadaran Masyarakat untuk Mengolah Sampah Dapur: Pendekatan Transdisiplin Ilmu Sosial

20 Desember 2023   07:49 Diperbarui: 20 Desember 2023   08:07 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: mediatani.co

Menurut KBBI, sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Sedangkan menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa seorang individu selalu memproduksi sampah setiap harinya. Manusia dalam kehidupannya membutuhkan makanan yang di mana saat mengolah atau mengonsumsi makanan tersebut akan memproduksi sampah-sampah baru.

Misalnya saja saat mengolah makanan yang ingin kamu masak. Pasti akan memproduksi sampah baru, seperti cangkang telur, kulit bawang, ampas kelapa, kulit buah, dan lainnya. Selain itu juga sisa makanan yang tidak kamu habiskan tersebut merupakan sampah dapur atau sampah rumah tangga.

Dilansir dari artikel kkn.undip.ac.id, sampah dapur merupakan limbah biodegradable yang dibuang dari berbagai sumber termasuk industri pengolahan makanan dan rumah tangga. 

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, terdapat 7.500 ton tumpukan sampah di Jakarta per harinya. Sampah domestik rumah tangga menyumbang 60%, dan 53% termasuk sampah organik. Sampah sisa makanan sendiri menduduki peringkat 1 nasional sebagai penyumbang sampah terbanyak. Pada tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton atau 41,55% sampah nasional.

Dengan banyaknya tumpukan sampah tersebut, masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya memilah dan mengolah sampah. Padahal, sampah dapur atau sampah rumah tangga, termasuk sisa makanan yang jika dibiarkan menumpuk akan membusuk dan menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan.

Oleh karena itu dalam membantu kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dapur, diperlukan pendekatan-pendekatan melalui transdisiplin ilmu sosial, yaitu sebagai berikut:

1.  Sosiologi 

Sosiologi merupakan ilmu mengenai sosial atau kemasyarakatan. Artinya, penyelesaian dengan pendekatan melalui ilmu ini dapat berupa memberikan program edukasi masyarakat bahwa sampah dapur itu merupakan sampah yang  dapat diolah dan dapat memberikan manfaat kembali bagi lingkungan

2. Ekonomi

Ekonomi merupakan ilmu mengenai perilaku manusia dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhannya setiap hari. Artinya, penyelesaian dengan pendekatan melalui ilmu ini dapat berupa program pembentukan rumah maggot pengurai sampah dapur dan pembuatan eco enzyme.

Maggot adalah larva dari jenis lalat hitam atau Black Soldier Fly (BSF), yang sangat aktif memakan sampah organik. Maggot dapat mengonsumsi sampah-sampah sisa makanan kalian dan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Maggot memiliki nilai ekonomi tinggi karena dapat menjadi pakan alternatif untuk pakan ikan dan pakan unggas dan menjadi unggulan karena terdapat banyak manfaat juga mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan oleh ikan dan unggas. Bahkan kotoran dari maggot tersebut bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik yang siap pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun