Mohon tunggu...
Aprili Kurnia Fatmawati
Aprili Kurnia Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sepasang Pahlawan Hidup

17 Maret 2021   08:31 Diperbarui: 17 Maret 2021   09:57 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: berbagicoretanku.blogspot.com

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, 

Saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah berkenan mampir dan membaca tulisan ini. Semoga para pembaca selalu dalam keadaan sehat walafiat. Selain berkat rahmat Allah SWT. Kesehatan dan tumbuh kembang kita, sehingga bisa menjadi kita yang sekarang ialah karena perjuangan sepasang pahlawan hidup. 

Sepasang pahlawan yang setiap napas dan langkahnya didedikasikan untuk kita, mereka adalah ayah dan ibu. Ketika berbicara tentang ayah dan ibu, tentang jasa-jasa mereka terhadap kita, beratus ribu kata pun tak akan cukup. Betapa banyak kita berbuat salah namun beribu pintu maaf pun terbuka. Oleh karena itu, pada tulisan ini saya akan menceritakan tentang perjuangan ayah dan ibu. Dimana tulisan ini saya persembahkan kepada sepasang pahlawan yang sangat berjasa dan berarti dalam hidup saya.

Selama 17 tahun saya hidup, perjuangan ayah dan ibu seakan tidak ada habisnya. Mereka berjuang untuk saya dan adik-adik saya. Iya, saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Mereka selalu memikirkan dan mementingkan kesehatan kami, bahkan disaat sakit pun mereka tetap bekerja dan berjuang untuk kami serta memilih mengabaikan rasa sakit itu. Katanya, "Ah gapapa, nanti juga sembuh". 

Ayah adalah seorang Wirausahawan dan Ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang dulu pernah bekerja sebagai karyawan swasta selama bertahun-tahun. Mereka menjalankan peran masing-masing dengan sangat baik, ayah seorang yang pekerja keras sehingga jarang ku dengar keluh kesahnya dan ibu seorang yang serba bisa bahkan mengerjakan berbagai pekerjaan dalam satu waktu pun bisa.   

Teringat salah satu perjuangan terbesar mereka dalam hidup saya, ketika itu saya berumur 3 tahun, saya sakit dalam waktu yang cukup lama. Berbagai macam upaya dilakukan oleh ayah dan ibu agar saya kembali pulih, beberapa rumah sakit sekitar pun didatangi hingga pada akhirnya diketahui saya sakit usus buntu yang mengharuskan dilakukannya operasi. Tidak mudah bagi ayah dan ibu menerima kenyataan itu, bagaimana mereka bisa tega melihat putri kecilnya yang baru berusia 3 tahun harus dioperasi, dimana operasi tersebut termasuk operasi besar. Berbagai risiko terpaksa mereka terima demi yang terbaik bagi saya pada saat itu. 

Berbagai ketakutan pun mereka lawan demi melihat saya tertawa riang seperti sediakala. Pada akhirnya operasi selesai dilakukan di salah satu rumah sakit islam sekitar sini. Mereka pikir saya akan pulih dalam waktu dekat, ternyata mereka salah. Operasi yang sudah dilakukan belum bersih yang mengharuskan dilakukannya pembersihan ulang. 

Setelah dilakukan pengawasan selama beberapa bulan di rumah sakit yang sama, akhirnya saya dinyatakan sembuh total. Pada saat itu mereka berjuang sangat keras untuk saya, mereka bekerja keras pula untuk saya dengan tagihan-tagihan obat dan rumah sakit. Bahkan di usia sedini itu saya sudah sangat menyusahkan mereka, namun tak pernah mereka mengeluh, mereka anggap ini adalah sebuah ujian hidup yang pasti bisa dilalui. Hal itu yang membuat saya amat kagum terhadap ayah dan ibu.

Lalu ketika saya mulai memasuki bangku sekolah, mereka juga berjuang untuk saya. Hingga saat ini mereka berusaha untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk saya dan adik-adik. Teringat ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ketika pagi mereka bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan saya dan ketika malam mengambil peran menjadi guru les bagi saya. 

Ayah selalu siap menjawab ketika saya bertanya banyak tentang pelajaran yang tidak dimengerti. Ibu selalu siap membantu ketika saya kesulitan mengerjakan tugas kesenian. Hal tersebut patut disyukuri, mereka berjuang agar saya mendapatkan pendidikan yang terbaik. Memang terlihat sederhana, namun sangat berarti bagi saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun