Model ABC: Kunci Memahami Reaksi Emosional Kita
Mengapa Kita Sering Salah Menyalahkan?
Ellis mengembangkan Model ABC yang sederhana namun powerful:
A (Activating Event) Peristiwa yang terjadi
B (Belief) Keyakinan/pikiran kita tentang peristiwa itu
C (Consequence) Akibat emosional dan perilaku
Kesalahan umum: Kita langsung menyalahkan A untuk C
Kebenaran menurut Ellis: B-lah yang menentukan C
Situasi: Atasan memberikan kritik atas pekerjaan kita
Reaksi Negatif:
- A: Dikritik atasan
- B: "Saya tidak kompeten! Dia pasti tidak suka dengan saya!"
- C: Merasa gagal, stres, menghindari atasan
Reaksi Positif:
- A: Dikritik atasan Â
- B: "Ini kesempatan belajar. Kritik membuat saya lebih baik"
- C: Termotivasi memperbaiki diri, hubungan dengan atasan tetap baik
Pikiran Irasional: Musuh Dalam Selimut
"Harus"-isme yang Merusak
Ellis mengidentifikasi pola pikir irasional yang sering menjadi sumber penderitaan:
1. "Saya HARUS selalu sukses"
2. "Orang lain HARUS memperlakukan saya dengan adil"
3. "Dunia HARUS mudah dan tidak menyakitkan"
Dari Irasional Menuju Rasional
Pikiran Irasional: "Saya HARUS disukai semua orang!"
Akibat: Cemas dalam pergaulan, takut berkata tidak
Pikiran Rasional: "Saya ingin disukai, tapi tidak mungkin semua orang menyukai saya"
Akibat: Lebih percaya diri, hubungan lebih autentik
Terapi REBT: Revolusi dalam Psikologi Modern
Dari Filsafat ke Terapi Praktis
Ellis mengembangkan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yang menjadi dasar Cognitive Behavioral Therapy (CBT) modern. Pendekatannya langsung pada sasaran: