Mohon tunggu...
aprianti nurilmi
aprianti nurilmi Mohon Tunggu... universitas komputer indonesia

hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menambang DI Surga: Analisis Jejak Ancaman Tambang Nikel bagi Raja Ampat

16 Juni 2025   20:31 Diperbarui: 16 Juni 2025   20:31 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Raja Ampat merupakan suatu kepulauan yang terletak di Papua Barat, Indonesia. Terletak di ujung barat laut pulau Papua, kawasan ini dikenal luas sebagai 'tambang emas' bagi para petualang, sedangkan bagi para penyelam tempat ini dikenal sebagai surga yang tak terungkapkan oleh kata-kata.  Satu-satunya cara untuk membuktikan pendapat ini adalah dengan mendatangi langsung serta menikmati 'sang mutiara' di ujung Papua. 

Secara umum, kepulauan tersebut terdiri dari banyak pulau karang yang tersebar luas di seluruh wilayah. Namun, terdapat empat pulau utama yang paling besar, seperti Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Keempat pulau tersebut menjadi mata pencaharian penduduk setempat yang berprofesi sebagai nelayan dan wilayah tersebut merupakan perairan yang menarik pada wisatawan dikarenakan terdapat kekayaan flora dan fauna serta kelestarian alam laut yang dimilikinya. Selain itu, kawasan ini juga memiliki banyak daya tarik di atas permukaan. Memiliki pantai indah dengan pasir putih yang tersebar di seluruh kepulauan, mempunyai tekstur halus seperti tepung dan terdapat deretan pulau-pulau yang membentuk tebing-tebing tinggi sehingga menambah estetika pada kawasan ini. Pulau-pulau tersebut terbagi menjadi beberapa tempat, seperti Piaynemo, Teluk Kabui, dan Wayag yang sudah terkenal di seluruh dunia sebelum populer di dalam negeri. Tidak kalah menarik dari keindahan lainnya, pada kawasan ini juga terdapat hutan tropis yang berada di beberapa tempat seperti desa Sawinggrai atau Saporkren yang menawarkan sejuta pengalaman tak terlupakan untuk menyaksikan burung cendrawasih, spesies langka dan indah yang sering sekali disebut sebagai burung surga. 

Sayangnya, pada saat ini terdapat masalah kepulauan di Raja Ampat yaitu hadirnya aktivitas pertambangan nikel yang menimbulkan kontroversi dikarenakan aktivitas tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Informasi terkait aktivitas pertambangan nikel ini disampaikan oleh organisasi lingkungan greenpeace melalui media sosial, organisasi ini juga menganalisis aktivitas tersebut. Iqbal Damanik sebagai juru kampanye hutan greenpeace menjelaskan bahwa berdasarkan analisis yang dilakukan oleh organisasinya, terdapat tiga lokasi eksploitasi nikel di pulau Raja Ampat yaitu, Pulau Gag, Pulau Kawe, dan Pulau Manurun yang telah di babat lebih dari 500 hektar hutan dan vegetasi alam khas. Dalam analisis ini juga, terdapat beberapa dokumentasi yang menunjukkan terjadinya limpasan tanah di pesisir sehingga memicu timbulnya sedimentasi. Peristiwa tersebut diduga terjadi dikarenakan penggundulan hutan dan pengerukan tanah yang berpotensi merusak karang dan ekosistem laut di Raja Ampat. "Selain Pulau Gag, Kawei, dan Manuran, terdapat pulau kecil lain di Raja Ampat yang terancam oleh aktivitas tambang nikel yaitu Pulau Batang Pele dan Manyaifun. Kedua pulau itu bersebelahan dengan jarak kurang lebih 30 kilometer dari gugusan bukit karst Piaynemo." kata Iqbal yang dikutip dari Kompas.id (3/6/2025). 

Aktivitas pertambangan nikel yang terjadi di Raja Ampat ini tentunya mempunyai dampak yang merusak lingkungan. Dampak tersebut dapat dijelaskan seperti berikut: 

  1. Aktivitas pertambangan dapat merubah lanskap alami Raja Ampat 

Hadirnya eksplorasi tambang mengakibatkan perubahan fisik seperti bukit yang awalnya hijau dapat berubah menjadi lahan terbuka dengan warna merah dari tanah dan menjadikan sungai yang tadinya jernih ikut keruh dikarenakan sedimentasi dari pembukaan lahan. Selain itu, perubahan fisik tersebut dapat mengganggu nilai estetika yang menjadi daya tarik utama para wisatawan sehingga dapat menurunkan minat kunjungan dan berdampak juga kepada sektor jasa lokal seperti homestay, pemandu wisata, hingga penjual kerajinan. Pada hal ini, ekonomi masyarakat juga ikut berdampak. 

  1. Kerusakan ekosistem laut sehingga mengurangi daya tarik wisata bawah air

Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas tambang yang tidak dikelola dapat masuk ke perairan dan mencari laut. Apabila terumbu karang rusak, maka populasi ikan di Raja Ampat akan terganggu dan kehilangan rumah dikarenakan tempat tinggalnya terancam. 

Selain itu, wisata bawah laut yaitu diving dan snorkeling tentunya bergantung pada kejernihan air dan kelimpahan hayati. Jika air keruh dan spesies laut berkurang dikarenakan aktivitas tambang, maka pengalaman wisata menurun. Hal ini tidak hanya terkait kehilangan pendapatan, tapi juga kehilangan identitas daerah yang dilihat dari keindahan alamnya. 

  1. Ketidakseimbangan terkait kepentingan ekonomi dan konservasi

Aktivitas tambang nikel mempunyai perjanjian terkait pendapatan besar secara nasional, tetapi perlu diketahui bahwa dampaknya harus dilihat secara holistik. Kawasan Raja Ampat bukan lahan kosong yang dapat dipakai seperti wilayah industri biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun