Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merindu Ketiadaan

17 Desember 2019   18:10 Diperbarui: 19 Desember 2019   07:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi yourquote.in

Malam itu ketika semua terlelap, perempuan itu masih terisak memohon pada Tuhannya. Melepaskan beban di hati dengan sebuah kejujuran, ia tahu kejujurannya pasti menyakitkan.

Perempuan itu menyadari keberadaannya atas seijinnya, jika tanpa seijinnya niscaya keberadaan perempuan itu tak pernah ada. Perempuan itu hanya merindukan ketiadaannya.

Dalam remang malam ketika hujan turun dengan syahdu, dalam gigil perempuan itu terdiam buliran airmata tak terbendung, ah hujanpun tahu ketika bumi sedang merindunya, menyejukkan tanah kerontang.

Perempuan itu tahu sepasang mata selalu mengawasi gerak geriknya, melihat wajah manisnya, memperhatikan rekahan bibirnya, mendengarkan tawa ceria, saling bercerita tentang warna pelangi bahkan tentang awan yang bergelayut menahan hujan, lelaki itu tahu semua tentang rasa perempuan itu.

Bentangan sayapnya selalu melindungi perempuan itu, lelaki itu menyiapkan dada sebagai tempat curahan perempuan itu, sering perempuan itu membenamkan kepalanya di dada lelaki itu.

Perempuan itu dalam ketiadaan tapi paling dirindukan lelaki bermata tajam.

Adsn1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun