Aku menatap lurus dibalik jendelaÂ
Tak aku hiraukan gemuruh hujanÂ
Kilatan cahaya petir sebagai hiasanÂ
Memekakkan pendengaranÂ
Aku hanya berharap kehadiran pejuang hatiÂ
Entah bersembunyi dimanaÂ
Aku hanya ingin meminjam lenteraÂ
Sebagai penerang hatiÂ
Lentera yang selaku engkau bawaÂ
Sampai kau lupa meletakkan kembaliÂ
Aku selalu menunggu ditempat biasaÂ
Sampai kau bawa kembali lentera ituÂ
Biarkan sesaat aku nikmati cahayanyaÂ
Sebelum gelap sebenarnya gelap menyelimutiÂ
ADSN, 100118
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!