Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Jumat Menyapa

7 Desember 2017   22:15 Diperbarui: 7 Desember 2017   22:23 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini malam Jumat, gerimis menjadi hiasan, halilintar sebagai pembukanya, semakin syahdu dengan lantunan ayat-ayat cinta, semakin dalam, kerinduan merasuk kalbu.

Rasa takut dan khawatir menerpa hati, hiasan dunia menyilaukan mata, sapaanMu kadang terabaikan, hati sering bertanya, apakah aku akan berada di barisanmu? Entahlah, dengan diri yang kotor ini.

Ada rasa malu, sering meminta padaMu Tuhan, bila diri ini tak pantas, aku hanya mohon anakku berada dibarisanMu, bila ada dosaku yang tak bisa Engkau bersihkan, aku terima, tapi jangan anakku, ampunilah mereka.

Terdengar puji-pujian memanggilMu, bergetar hati ini, rindu merasuk hati, Tuhan, saat ini aku ingin berubah lebih baik, terasa sulit, dengan cap orang yang kecewa pada diriku, aku terima hinaan manusia, asal bukan Engkau yang menghina diri ini.

Ampuni aku Tuhan.

ADSN, 071217

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun