Sementara pengalaman di pemda-pemda ini, OPD punya SDM sedikit di kantor, banyak di tingkat kelurahan dan kecamatan. Dengan tujuan komunikasi Pemda dan masyarakat harus intensif karena disitulah titik pusat informasi, pelayanan dan perubahan. Dengan prinsip, yang berubah dan menjadi lebih baik adalah rakyatnya, bukan Pemdanya.
KETUJUH, dengan kejelasan pimpinan daerah atas target-targetnya yang langsung berhubungan dengan penyelesaian masalah yang dialami masyarakat, maka dukungan politik DPRD pun semakin mudah didapat. Di daerah tertentu, perbedaan kepentingan partai sudah tidak terlihat, karena seluruh dukungan politik diarahkan pada tujuan yang jelas dan terukur itu.
KEDELAPAN, pendekatan administratif tidak sensitif thd adanya kepentingan-kepentingan politik yang dicerminkan oleh penggunaan bahasa maupun pernyataan-pernyataan yang dapat menambah masalah. Di lain pihak, tekanan politik dianggap instruksi sebagai keharusan, tanpa tahu bahwa tekanan seperti itu ada solusinya.
Tantangan terberat para pimpinan daerah adalah tekanan politik, baik dari dalam partainya (kasus berpartai) atau tdk punya kewenangan menyelesaikan masalah di wilayahnya, intervensi pusat, atau tekanan pemodal super kuat. Kiatnya: "terbaik bagi daerah dan rakyat" tetap dijalankan walau ada tekanan-tekanan tsb. Keberanian itu akhirnya menular ke masyarakatnya sehingga mampu ikut menjaga obyektivitas pengambilan keputusan.Â
Kesimpulan umum dari proses ini, dengan pendekatan institusi, dapat dikatakan: "mampu membenahi birokrasi-administrasi-politik akan dapat memecahkan separoh persoalan". Birokrasi bukan hanya dituntut direktif, impersonal, tetapi juga inovatif. Teknologi informasi menjadi alat ketepatan, kecepatan, keterbukaan dan akuntabilitas. Di balik inovasi adalah pemikiran yang faham kondisi lapangan, untuk langsung memenuhi kebutuhan subyek-subyek pembangunan