Apa dan Mengapa: Solusi Dua Masalah Sekaligus
Program ini lahir dari pengamatan mahasiswa terhadap tantangan di lingkungan Desa Pulosari: meningkatnya volume sampah plastik, terutama galon air mineral berukuran 19 liter. Melihat potensi ini, tim KKN UMP merancang sebuah solusi yang cerdas dan mudah diterapkan oleh warga.
Inovasi utama dari program ini adalah pemanfaatan galon bekas sebagai wadah tanam dengan mengadopsi sistem semi-hidroponik berbasis sumbu (wick system). Sistem ini dipilih karena perawatannya yang mudah dan tidak memerlukan penyiraman setiap hari, sehingga sangat cocok bagi warga yang memiliki kesibukan lain.
"Kami ingin memberikan solusi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga aplikatif dan berkelanjutan," ujar salah seorang pemateri dari mahasiswa KKN UMP. "Tujuannya adalah mengubah barang yang dianggap tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan ekologis. Dengan metode ini, warga bisa menanam sayuran sendiri di pekarangan rumah yang sempit sekalipun, sekaligus mengurangi sampah galon yang menumpuk."
Siapa dan Di Mana: Kolaborasi Mahasiswa dan Masyarakat
Kegiatan pelatihan dan sosialisasi ini dipusatkan di Dukuh Karangpoh, Desa Pulosari. Pesertanya adalah para mahasiswa KKN UMP yang bertindak sebagai fasilitator dan puluhan warga dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga hingga para pemuda. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
Para mahasiswa tidak hanya memberikan teori, tetapi juga langsung mempraktikkan cara mengubah galon bekas menjadi pot tanam fungsional. Antusiasme warga terlihat jelas saat mereka ikut serta memotong, melubangi, dan merangkai setiap bagian galon sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Beberapa warga, mengungkapkan kegembiraannya. "Ide ini sangat bagus dan bermanfaat. Selama ini galon bekas di rumah hanya jadi sarang nyamuk atau dijual murah. Sekarang kami jadi tahu kalau bisa dimanfaatkan untuk menanam cabai dan sawi. Caranya juga ternyata mudah," tuturnya sambil menunjukkan hasil karyanya.