Mohon tunggu...
Apipudin 28
Apipudin 28 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang penulis amatir

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yakin Kamu Sudah Bahagia?

28 Februari 2021   08:57 Diperbarui: 28 Februari 2021   09:06 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia , makhluk yang hidupnya menginginkan kebahagiaan. Saya rasa tidak ada satu-pun manusia yang ingin hidup tidak dalam kebahagiaan. Jika ada, mungkin hanya orang yang abnormal. Namun, ada beberapa pertanyaan mendasar yang mungkin kita sendiri lupa untuk memikirkannya, seperti sudahkah kita ketahui apa arti " BAHAGIA" itu sendiri???? Dan mengapa kita harus bahagia??? Dengan cara apa kita bisa bahagia???

Mungkin ketika kita mendengar arti "BAHAGIA" yang terlintas dalam fikiran kita seperti liburan ke pantai atau tempat rekreasi yang kita sukai, kemudian membuat kita senang dan kesenangan itulah yang bernama "BAHAGIA". Namun, menurut saya itu bukanlah kebahagiaan. Mengapa???

Karena, kata plato bahagia adalah sesuatu yang sifatnya absolut bukan temporer. Jika ada kebahagiaan yang dirasakan sesaat maka itu bukan kebahagiaan, tapi kenikmatan. Contohnya seperti ketika kita merasa sumpek dalam pekerjaan kemudian kita menginginkan liburan pergi ke gunung untuk melihat keindahan alam, setelah sampai di puncak gunung kita merasa senang dan bahagia. Kemudian, ketika kita bekerja lagi kita merasa sumpek dan menginginkan liburan kembali. Itu bukan bahagia, tapi nikmat yang dirasakan temporer (sewaktu-waktu). Seseorang bisa bahagia jika gerak jiwanya diarahkan kepada sesuatu yang transedental, apa itu transedental? Yakni, sesuatu yang diluar nalar kita, Seperti syurga dan bertemu dengan Allah SWT.

Ternyata, kata al-Farobi manusia itu diciptakan untuk "BAHAGIA", apa ada buktinya?

Ada, agar manusia mempunyai tempat tinggal Allah SWT ciptakan bumi. Agar manusia bisa hidup dibumi, Allah SWT menciptakan oksigen. Agar manusia bisa mempunyai keturunan, Allah SWT menciptakan perempuan yang terbuat dari tulang rusuk laki-laki. Agar manusia senang, Allah SWT menitipkan rizki berupa harta maupun tahta. Agar manusia bisa semangat, Allah SWT ciptakan cinta. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Konklusinya, kita harus bisa membedakan mana kebahagiaan dan mana kenikmatan. Meskipun manusia diciptakan untuk bahagia, manusia harus "menjemput" kebahagiaan tersebut dengan cara beribadah kepada Allah SWT. karena bertambahnya ilmu adalah salah satu bentuk dari kebahagiaan, dan yang memberikan ilmu tentunya Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun