Nonton film adalah sedikit kesenangan yang saya dapatkan akhir akhir ini. Selain untuk menyegarkan pikiran, menonton film membuat saya terpesona.Â
Adanya film kuliner pada masa kini juga semakin membuat saya senang. Saya ini sangat visual walaupun juga dapat disebut imajinatif. Saya tidak tahu rempah rempah pada makanan, tetapi melalui film saya jadi mengerti memasak itu seni yang tidak kalah kerennya dengan membuat film.Â
Film kuliner yang pernah saya tonton yang berkesan hingga kini adalah film Tabula rasa di tahun 2014. Ada yang pernah nonton? Awal ketika akan nonton film ini saya tidak mengira bahwa ini film kuliner. Film ini saya tonton hanya sekali, tapi saya senang sekali.Â
Pesan moral dalam film ini. Apakah itu?Â
Kuliner yang mempersatukan. Bayangkanlah bahwa rendang Minang dimasak oleh pemuda Papua. Belum lagi, di antara kisah dapur Minang ada juga selipan dapur Papua dengan papedanya. Â Jalinan kisah dalam cerita Tabularasa ini membuat saya menyesal meninggalkan kursi karena ke toilet sesaat sebelum berakhirnya film.Â
Film ini menuai 4 piala Citra untuk kategori penulis skenario asli, pemeran pendukung pria terbaik, pemeran utama wanita terbaik, dan sutradara terbaik.Â
Keren.Â
Seperti juga film kuliner kedua yang sampai dua kali saya tonton. Koki-koki cilik. Bahwa kuliner lokal itu seharusnya dilestarikan dengan diajarkan pada anak anak kita, melalui tokoh ayah Bima pada anaknya. Menariknya film ini tak hanya bercerita tentang kuliner tapi juga tentang persahabatan dan menyikapi sebuah kompetisi.Â
Kenapa film kuliner Indonesia wajib ditonton? Jelas sih kalau buat saya, selain unsur hiburan, juga ada unsur pengetahuan budaya lokal. Kapan lagi kita memperkenalkan kuliner lokal pada masyarakat kita?Â
Oh ya, bentar lagi ada film kuliner lagi lho. Udah ngga sabar menunggu. Mau tahu? Ah... Cek saja FB KOMIK (komunitas Kompasianer penulis film)
Nonton yuk Film Kuliner Indonesia.Â
Nonton dan nulis ya.Â
Salam film Indonesia.
Maria Margaretha
