Mohon tunggu...
Adam Yanikusuma
Adam Yanikusuma Mohon Tunggu... -

seorang pekerja di manufaktur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nuwun Sewu ... Permisi ... buat Orang Jepang!

21 Februari 2012   13:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata-kata sederhana yang sering kita lontarkan pada saat kita numpang lewat atau minta ijin terhadap sesuatu salah satunya adalah PERMISI ...

Ternyata kata-kata ini sangat berarti buat kebanyakan orang Jepang yang tinggal di daerah kota kecil, di sebagian kota besar pun masih ada, tapi hanya kalangan tertentu saja. Untuk mereka, mengucapkan 'salam' adalah salah satu bentuk 'penghargaan' terhadap orang lain. Tidak jarang saya disapa oleh orang lain, yang bahkan saya tidak kenal sama sekali, pada saat berpapasan di jalan. Sekedar ucapan 'Ohayou gozaimasu, Konnichiwa, Konbanwa' (selamat pagi, selamat siang, selamat sore). Awal-awalnya sih saya merasa aneh, lha wong gak kenal kok sok kenal, sok dekat! Emang ente siape? Tapi lama-lama setelah saya rasakan, saat saya mendengarnya kembali, terasa nyaman sekali, karena 'aisatsu' adalah bentuk penghargaan kepada orang yang kita jumpai. Artinya, sendi-sendi kehidupan mereka  sangat manusiawi dan sangat masuk akal. Akhirnya, saya pun 'latah' mengikuti kebiasaan mereka ini. Terserah mereka membalas atau enggak, pokoknya saya sudah mengucapkan salam kepada mereka. Dan luar biasanya ... saya juga merasa sangat nyaman saat melakukannya!

Belum lagi, kata-kata 'sumimasen dan gomen ne'. Kata-kata ini jauh lebih 'powerfull' untuk mereka. Karena orang yang mengucapkan ini, pasti akan meletakkan dirinya 'dibawah' orang yang diajak bicara. Misalnya tanpa sengaja, orang tersebut menyenggol badan kita atau hanya sekedar (sedikit) 'mengganggu' kita, misalnya pas kita belanja, keranjang bawaan kita, tanpa sengaja kesenggol. Yang bersangkutan pasti akan mengucapkan sesuatu, apalagi ibu-ibu yang sudah sepuh, pasti mereka akan mengucapkan kata-kata tersebut sambil membungkukkan badannya. Bisa dibayangkan, jika mereka tanpa sengaja sampai menginjak kaki kita, waduh, itu pinggang bener-bener ditekuk-tekuk untuk mengucapkan maaf. Dan kebetulan, tidak sekali dua kali saya mengalaminya saat saya naik kereta.

Mungkin untuk kita (di Indonesia, mmmm boleh gak ya saya bilang di Indonesia?), mengucapkan salam (selamat pagi, dsb, dsb, dsb) umumnya kita lakukan di lingkungan kerja dan kita ucapkan pada orang yang kita kenal saja. Saya sendiri belum nyoba sih, gimana ya seandainya itu saya lakukan pada orang yang tidak saya kenal sama sekali pas ketemu dijalan? Hmmm ... menarik sekali untuk dicoba! Mungkin kali pertama akan terasa aneh buat kita dan orang yang kita sapa, but ... nothing to loose! Minimal, niat kita ikhlas, berbagi kebahagiaan dengan sedekah berupa untaian kata salam dan seulas senyum.

Semoga hari kita semakin indah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun