Terjaga di keheningan malam, kepekatan membuatku bergeming dalam diam
Untaian rasa yang pernah hadir menyemarakkan dan menyesakkan dada, satu persatu terurai
Duka yang terbalut canda atau nestapa berselimut tawa, tergerai dalam bingkisan rasa
Hanya bahagia yang selalu tampak, bibir pun menyungging berbagai senyuman
Namun rasa tak kan pernah berdusta, senyum hampa hanya ada di majelis ceria
Andai mereka tahu betapa batin menjerit dalam gelak, mungkin hanya tanya yang hadir menyapa
Jika saja mereka ikut larut dalam gegap nan senyap, tentu hanya gagap yang sanggup terucap
Pemilik diri sejati hanyalah Ilahi
Berserahlah pada segala asa dan kuasa
Ke mana langkah kaki akan tertatih lirih?
Biarlah tangan Sang Penguasa yang memilih untuk merepih
Letih menahan perih
Lelah menyimpan gundah
Tiada guna menampakkan sedih
Hanya cibiran yang akan lebih meresahkan
Mereka hanya bisa mencerca
Semesta hanya akan tertawa
Melihat luka terjepit lara
Jerit dan rintih hanya gurau semata
Lantunan kalam indah akan sirnakan segala gelabah
Lafal nan syahdu akan mengoyak gelisah kalbu
Larutkan angan dengan menenggelamkannya pada butir-butir firman
Luruhkan kecemasan walau gugup melisankan