Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PPDB Tetap Butuh Mekanisme Penyaringan Calon Siswa

27 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 27 Juni 2020   16:05 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar PPDB.Surabaya.go.id

Putri saya pun  menyanggupinya dan mau ikut tes TPA sebagai jalur masuk SMP negeri. Alhamdulillah berhasil, dia bisa diterima di sekolah yang jadi tujuannya.

Sebenarnya meski dengan tes TPA, tetapi pilihan sekolah pun masih dalam sistem zonasi, lho. Namun tidak semata-mata yang dekat sekolah yang diterima, meskipun nilainya jelek.

Ada kesempatan bagi calon siswa lain masuk suatu sekolah yang dituju melalui tes. Jika diterima ya syukur, artinya dia memang layak sekolah di situ, tetapi jika  gagal ya mau gimana lagi. Belum rejekinya sekolah di sana.

Namun untuk pelaksanaan PPDB Surabaya tahun ini, sudah tidak menggunakan tes TPA lagi dan sudah digabung dengan Jalur Prestasi Lomba dan Rapor. Itu pun masih dibagi dua lagi untuk Jalur Nilai Rapor Sekolah dan Jalur Prestasi Lomba.

Beda dengan tahun lalu yang harus ada demo emak-emak ke Dispendik Surabaya, agar anaknya bisa mengikuti seleksi masuk sekolah tujuan meskipun harus dengan tes, tahun ini suasananya lebih tenang. Selain adanya pandemi, mungkin juga karena sudah terakomodasi apa yang jadi keinginan masyarakat Surabaya.

Jadi

Tangkapan layar PPDB.Jakarta.go.id
Tangkapan layar PPDB.Jakarta.go.id
tidak ada yang merasa dirugikan atau lebih diuntungkan. Cukup adil dan transparan, semua jalur bisa dimanfaatkan agar siswa bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya melalui cara yang sewajarnya. Juga tidak ada persyaratan usia sebagai salah satu cara seleksi, lho.Kesimpulan saya, meskipun zonasi tetap akan diterapkan, harus ada mekanisme lain untuk menyaring siswa agar tidak terjadi kesenjangan. Jumlah sekolah negeri harus diperbanyak, dan fasilitas pun ditambah, sehingga tidak ada lagi istilah sekolah favorit atau sekolah pinggiran.

Dengan begitu semua anak usia sekolah dan berjarak berapa kilometer pun tertampung di sekolah negeri terdekat. Tak perlu lagi ada persyaratan usia sebagai cara seleksi. 

Sudah siapkah Mas Nadiem dengan masukan seperti ini? Menambah sekolah dan fasilitasnya untuk menampung generasi bangsa mendapatkan hak pendidikannya? 


Semoga bermanfaat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun