Decluttering dan Makna Mengikhlaskan

Jika dilihat dari kategori menyingkirkan barang yang disarankan Marie Kondo, sepertinya membuang barang-barang sentimental adalah yang paling sulit dilakukan. 

Banyak orang berpikir bahwa membuang barang sentimental adalah hal yang tega. Banyak orang yang menganggap bahwa membuang barang tersebut sama saja dengan membuang semua kenangan tentang orang itu. Padahal yang kita kenang adalah memori dan jiwanya bukan hanya sekedar barang saja. Tapi itu merupakan hal yang lumrah karena sisi sentimental manusia. Berharap untuk selamanya menyimpan hal yang mereka anggap bagian dari diri mereka, hidup mereka.

Decluttering (fostersignaturehomes.com)

Jika mengikuti prinsip Konmari, jika barang tersebut tidak memancarkan kebahagiaan atau istilahnya 'sparks joy' maka untuk apa disimpan terus? 

Jika sudah tidak memancarkan kebahagiaan, kamu bisa merelakannya, kamu bisa mengucapkan terima kasih dan just let it go.

Let it go di sini bukan berarti kita membuang semua memori dan hal-hal membahagiakan akan barang tersebut. Kita masih dan akan terus hidup dengan kenangan tersebut sampai kapanpun, hanya fisik-nya saja yang sudah tidak menemani kita. 

"No matter how wonderful things used to be, we cannot live in the past. The joy and excitement we feel here and now are more important."

- Marie Kondo, The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing 

Mengikhlaskan (Netflix)

Saya juga pernah menonton salah satu episode acara Tidying Up with Marie Kondo yang menceritakan seorang istri yang suaminya baru saja meninggal. 

Anak-anaknya sudah pindah dan dia tinggal sendirian di rumahnya. Dia ingin mencoba untuk move on dan berbenah diri untuk tidak larut dalam kesedihan.