Mohon tunggu...
Sahab Anwar
Sahab Anwar Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalau mau menunggu sampai siap, kita akan menghabiskan sisa hidup kita hanya untuk menunggu.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi

5 Mei 2020   04:06 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:04 2849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi
            Untuk memahami dan menjelaskan hubungan antara fenomena dakwah dan masyarakat dalam perspektif sosiologi perlu dikemukakan tiga teori besar sosiologi, yakni structural fungsional, interaksionisme simbolik, dan teoripertukaran ketiga teorimasing-masing memiliki tiga paradigm yang snagat popular, seperti dikemukakan George Ritzer. 

Ketiga teori itu adalah teori fungsionalisme yang berada dalam paradigm fakta sosial. Teori interaksionisme simbolik yang berada dalam paradigma definisi sosial dan teori pertukaran sosial dalam paradigm perilaku sosial.

A.    Perspektif Fungsionalisme structural
                       Teori fungsionalisme structural adalah suatu teori sosiologi yang terhimpun dalam paradigma fakta sosial. Tokoh utama paradigma fakta sosial adalah Emile Durkhelm dua karya terkenalnya adalah The Rules of Sosiological Method(1895) dan Suicide(1897) yang merupakan model dari paradigm ini.

Baca juga : Implementasi Sosiologi Lingkungan pada Bulkstore

      Fakta sosial itu terdiri dari struktur sosial dan pranata -- pranata sosial. Struktur sosial menggambarkan jaringan hubungan sosial dimana interaksi sosial berproses dan menjadi terorganisasi. Sementara itunorma -- norma sosial serta pola -- pola nilai sosial dalam masyarakat dikenal sebagai pranata -- pranata sosial. 

Fakta sosial dapat terwujud berupa kelompok, system sosial, posisi sosial, peranan - peranan sosial, norma -- norma, nilai -- nilai, adat istiadat, keluarga,  pemerintahan dan lain sebagainya. 

Fakta sosial itu mengandung ciri --ciri utama, yakni bersifat umum(general), eksternal dan memaksa(coercion). Maksud bersifat umum adalah keberlakuannya tidak hanya untuk perorangan melainkan berlaku umum untuk komunitas. 

Bersifat memaksa(coercive)adalah memaksa setiap orang untuk member arti seperti kesepakatan seluruh komunitas pengguna bahasa itu dan tidak boleh member arti sendiri-sendiri. Sedangkan bersifat eksternal adalah eksistensinya berada diluar eksistensi individu.

Baca juga : Dinamika Sosial-Budaya Perspektif Sosiologi Pendidikan

Horton dan Hunt dalam sosiologi menjelaskan bahwa perspektif fungsionalisme structural itu memiliki sejumlah asumsi yang digunakan untuk memahami masyarakat. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut :

  • Corak perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat.
    Pola-pola prilaku timbul untuk memahami kebutuhan dan hilang apabila kebutuhan berubah.
    Perubahan sosial dapat mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun setelah itu akan terjadi keseimbangan baru.
    Nilai atau kejadian pada suatu waktu atau tempat dapat menjadi fungsional atau difungsional pada saat dan tempat yang berbeda.
    Para fungsionalis mengajikan pertanyaan, misalnya bagaimana nilai praktek, nilai lembaga ini membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagaimana hal tersebut bersesuaian dengan praktek serta lembaga yang diusulkan akan bermanfaat bagi masyarakat.  

B.     Teori Interaksionisme Simbolik
                  Teori interaksionalisme simbolik adalah salah satu teori yang termasuk dalam paradigm definisi sosial. Tokoh paradigma ini adalah Max Weber dimana karya-karyanya, terutama The Strukture of Social Action menjadi model paradigma ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun